More

    Antisipasi Bencana Hidrometeorologi di Jatim: Langkah Kesiapan

    Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, rob, abrasi, dan gelombang tinggi, dengan tujuan melindungi masyarakat. Di tengah cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Jawa Timur, langkah-langkah antisipasi yang cepat menjadi sangat penting. Pada tanggal 17 Desember 2024, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengadakan Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi yang dihadiri oleh narasumber penting, antara lain Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Kepala BMKG, Kepala BNPB, dan anggota Komisi VIII DPR-RI. Tujuan rapat ini adalah untuk memperkuat sinergi dalam menghadapi potensi puncak musim hujan yang diprediksi akan terjadi pada Februari 2025. Jawa Timur berpotensi mengalami berbagai jenis bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, rob, abrasi, cuaca ekstrem berupa hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi. BMKG memprediksi cuaca ekstrem pada 18-24 Desember 2024, sehingga kewaspadaan ekstra dari masyarakat dan pemerintah daerah sangat diperlukan. Pemprov Jatim telah melakukan berbagai upaya dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi, seperti rapat koordinasi, penetapan status siaga darurat, surat imbauan kepada kabupaten/kota, pembangunan posko siaga bencana, apel siaga, pembersihan saluran drainase, dan imbauan kepada masyarakat untuk selalu memantau informasi terkini dan menghindari aktivitas di lokasi rawan bencana. Dengan langkah-langkah antisipasi yang terstruktur ini, diharapkan dampak bencana hidrometeorologi di Jawa Timur dapat diminimalisir untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.