Pasca Pilkada 2024, Ketua BEM Unindra PGRI Jakarta, Abdul Wahid Khaliki, menekankan pentingnya meredakan ketegangan yang muncul akibat perbedaan pilihan politik. Menurutnya, proses politik lima tahunan seharusnya tidak mengarah pada perpecahan masyarakat, karena polarisasi dapat memicu konflik dan permusuhan. Wahid menegaskan bahwa Pilkada seharusnya menjadi cara demokratis dalam pemilihan pemimpin, bukan platform untuk memupuk permusuhan. Ia menekankan bahwa setelah Pilkada, perbedaan politik seharusnya tidak menghilangkan keakraban dan persaudaraan di masyarakat. Wahid berpendapat bahwa kualitas demokrasi sebenarnya ditentukan oleh kohesi sosial, keakraban masyarakat, dan rekonsiliasi. Ia mengingatkan tentang konflik politik yang terjadi pasca Pilkada DKI Jakarta 2017 yang mengarah pada disintegrasi masyarakat. Wahid menyerukan kepada semua pihak untuk menyikapi kompetisi politik secara dewasa dan mengedepankan persaudaraan di atas perbedaan politik. Menurutnya, setelah Pilkada, semua warga negara seharusnya bersatu kembali sebagai saudara.