Dua mahasiswa Hotel Management Petra Christian University (PCU), yaitu Cleary Budiman dan Davin Varian Ikwanto Koean, berhasil mengembangkan inovasi baru dengan mengolah pepaya Bangkok menjadi wine dengan cita rasa yang unik. Langkah ini tidak hanya menciptakan produk kuliner yang menarik, tetapi juga membantu mengurangi limbah pertanian yang dihasilkan dari panen berlebih di Indonesia.
Pepaya Bangkok seringkali terbuang sia-sia akibat panen berlebih di negara tropis seperti Indonesia. Cleary dan Davin melihat potensi ini sebagai kesempatan untuk menciptakan produk bernilai tinggi dari buah tersebut. Melalui riset dan eksperimen yang teliti, mereka berhasil menciptakan fruit wine dengan rasa manis seimbang, tingkat keasaman rendah, dan tekstur yang lebih baik dibandingkan wine dari buah lain.
Proses pembuatan wine dari pepaya Bangkok melibatkan bahan-bahan sederhana seperti pepaya matang, gula pasir, air, dan ragi. Setelah proses fermentasi selama 14 hari, wine dipisahkan dari residu dan kemudian dimasukkan ke dalam botol untuk proses pengendapan selama 7 hari. Dosen pembimbing mereka, Hanjaya Siaputra, melihat inovasi ini sebagai peluang besar bagi masyarakat lokal dan sebagai cara untuk meningkatkan perekonomian di daerah penghasil pepaya.
Dengan harga per botol Rp150 ribu, Cleary dan Davin telah membuktikan bahwa limbah pertanian dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi dengan kreativitas dan riset yang tepat. Inovasi ini tidak hanya sebagai alternatif minuman eksklusif, tetapi juga solusi dalam pemanfaatan hasil panen yang melimpah. Kesuksesan mereka juga merupakan langkah awal menuju industri wine berbasis buah lokal.