Tahun 2024 menjadi waktu yang menantang bagi banyak generasi Z yang baru saja lulus kuliah. Banyak yang mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan, sementara yang sudah bekerja banyak yang di-PHK. Sebuah laporan dari Intelligent, platform konsultasi pendidikan dan karier, mengungkapkan bahwa sekitar enam dari 10 perusahaan telah memecat lulusan baru yang direkrut tahun ini. Masalahnya bermacam-macam, mulai dari kurangnya motivasi, profesionalisme yang minim, hingga keterampilan komunikasi yang buruk. Menurut kepala Penasihat Pendidikan dan Pengembangan Karier di Intelligent, Huy Nguyen, generasi Z seringkali kesulitan beradaptasi di dunia kerja karena lingkungannya sangat berbeda dari dunia pendidikan.
Bahkan, laporan lain pada bulan April juga menunjukkan bahwa banyak generasi Z masih bergantung pada dukungan orang tua saat mencari pekerjaan. Survei dari ResumeTemplates menunjukkan bahwa 70 persen responden meminta bantuan orang tua dalam proses pencarian kerja. Bahkan ada yang membawa orang tua saat wawancara kerja atau meminta mereka membantu mengirimkan lamaran pekerjaan. Ada beberapa alasan utama perusahaan memecat karyawan generasi Z, mulai dari kurangnya motivasi, profesionalisme yang minim, hingga kesulitan bekerja dalam tim.
Sebagai contoh, Gebsy, seorang generasi Z berusia 25 tahun asal Jakarta, mengalami PHK karena perbedaan generasi dengan atasan. Kebutuhan perusahaan yang tidak sejalan dengan misinya membuat Gebsy kerap merasa diremehkan selama bekerja di sebuah perusahaan teknologi. Selain itu, ia juga merasa tergerus motivasinya karena masalah gaji yang tidak sesuai dengan kinerjanya. Sebagai lulusan Desain Komunikasi Visual, Gebsy merasa wajar untuk meminta gaji yang lebih layak, namun ia juga menghadapi beban kerja tambahan dan kurangnya work-life balance. Itulah sebagian cerita dari generasi Z yang mengalami PHK dan kesulitan dalam beradaptasi di dunia kerja.