Pohon ulin, yang merupakan tumbuhan langka yang perlu dilindungi, menjadi fokus kolaborasi antara Indonesia dan Kanada melalui partisipasi akademisi dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan University of Montreal. Acara penanaman 100 bibit pohon ulin di Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis Lembah Bukit Manjai di Mandiangin Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, di momen Hari Bumi Sedunia menjadi wujud nyata dari kepedulian terhadap pelestarian alam.
Valerie Preseault dari Universitas Montreal, Kanada, memimpin secara simbolis acara penanaman pohon ulin tersebut. Bersama dengan mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi ULM dan didukung oleh Dr. Amalia Rezeki dan Luthfiana Nurtamara MPd, acara ini sebagai ajakan untuk menghormati alam dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.
Selain menanam pohon, mahasiswa juga ditantang untuk menyebarkan semangat pelestarian lingkungan melalui media sosial, sehingga dapat mengilhami orang lain untuk melakukan tindakan serupa. Pohon ulin dipilih sebagai spesies yang ditanam karena keberadaannya yang langka dan perlunya upaya pelestariannya, termasuk sebagai habitat bagi berbagai satwa liar dan peran pentingnya sebagai penyerap karbon dioksida.
Bibit pohon ulin yang digunakan dalam acara tersebut didapatkan dari Botanical Private Garden milik Chendrawan Sugianto, seorang pelaku konservasi pohon langka di Banjarmasin. Valerie Preseault juga merasa senang bisa berkontribusi dalam acara Hari Bumi Sedunia di Indonesia sebagai pengalaman pertamanya. Setiap peringatan Hari Bumi pada tanggal 22 April menjadi momentum bagi seluruh masyarakat dunia untuk merenungkan pentingnya menjaga bumi dan ekosistemnya.