Fenomena “hutan hantu” atau ghost forests semakin menyebar di pesisir timur Amerika Serikat seiring dengan naiknya permukaan air laut. Di Teluk Chesapeake dan pesisir Atlantik, pohon cedar dan pinus yang sudah mati berdiri sebagai bukti perubahan ekosistem pesisir. Akibat tingginya kadar air asin yang meresap ke tanah sejak akhir abad ke-19, pesisir ini kehilangan vegetasi pohon secara terus-menerus. Ahli ekologi Keryn Gedan dari George Washington University menyatakan bahwa perubahan ini disebabkan oleh kenaikan permukaan laut yang memungkinkan air asin masuk ke dalam tanah dan merusak ekosistem pohon. Meski rawa asin yang baru terbentuk memiliki manfaat ekologis seperti menyimpan karbon dan memberikan habitat vital bagi satwa liar, tidak semua rawa mampu menggantikan hutan dalam fungsi penyimpanan karbon. Kelompok tanaman invasif juga dapat mengambil alih rawa asli dan menggantikan tanaman lokal yang penting. Dengan laju transformasi hutan menjadi rawa yang terjadi sejak abad ke-19, ilmuwan menekankan perlunya tindakan untuk mengatasi perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut agar dapat memperlambat tren ini. Meskipun proses perubahan menjadi hutan mati atau “hutan hantu” butuh waktu lama untuk terlihat sepenuhnya, upaya perlindungan lingkungan sangat penting untuk menghadapi fenomena ini.