Menjawab pernyataan tersebut, Staf Khusus Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim, menunjukkan sikap yang tenang dan santai. Ia menegaskan bahwa Dedi melakukan kesalahan dalam perhitungannya terkait pemberian gaji. Terutama jika gaji tersebut diberikan per bulan, bukan hanya Rp10 juta dalam satu bulan, tetapi Rp120 juta per KK dalam satu tahun saat dikalikan 12 bulan.
Pramono Anung selaku Stafsus menjelaskan bahwa ketika gaji Rp10 juta diberikan setiap bulan dan dikalikan dengan jumlah 2 juta KK, maka total dana yang diperlukan bisa mencapai Rp240 triliun dalam satu tahun. Jumlah ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan APBD Jakarta 2025.
Chico memilih untuk tidak terlibat dalam polemik mengenai angka tersebut. Sebaliknya, ia mengajak untuk membangun semangat kerjasama yang baik di setiap provinsi demi Indonesia yang lebih baik. Chico menegaskan bahwa tidak ada niat untuk mencemooh, melainkan mengapresiasi kesalahan hitung Kang Dedi yang sama-sama memiliki tujuan untuk kesejahteraan warga.
Ia percaya bahwa Jakarta dan Jawa Barat memiliki niat baik untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat di wilayahnya masing-masing. Chico menilai bahwa Dedi Mulyadi memiliki semangat yang sama dengan Pramono Anung untuk membangun daerahnya dan meningkatkan kesejahteraan warganya.