Obesitas Menjadi Ancaman Serius bagi Kesehatan Masyarakat di Asia Tenggara
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, baru-baru ini menyebutkan bahwa obesitas dapat memperpendek harapan hidup, terutama pada pria. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 2,8 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahun akibat kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas sendiri merupakan penyakit kronis dan kompleks yang dipengaruhi oleh faktor genetik, asupan gizi yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik, dan faktor psikososial.
Data dari WHO pada tahun 2022 menunjukkan bahwa sekitar 2,5 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami kelebihan berat badan, dengan lebih dari 890 juta di antaranya menderita obesitas. Di Asia Tenggara sendiri, Malaysia menjadi negara dengan tingkat obesitas tertinggi, dimana sekitar 54,4% orang dewasa mengalami kelebihan berat badan dan obesitas, berdasarkan Survei Kesehatan dan Morbiditas Nasional (NHMS) 2023. Prevalensi obesitas di negara-negara Asia Tenggara diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2025 menurut data dari World Obesity Federation.
Obesitas tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan, tetapi juga dapat memicu kematian yang berkaitan dengan berbagai penyakit, seperti kardiovaskular, diabetes, kanker, gangguan neurologis, penyakit pernapasan kronis, dan gangguan pencernaan. Oleh karena itu, langkah-langkah preventif dan edukasi tentang pentingnya gaya hidup sehat sangat penting untuk mengatasi masalah obesitas ini di Asia Tenggara. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif obesitas pada kesehatan masyarakat di wilayah ini.