Setelah prosesi kurban selesai, umat Islam biasanya akan membawa pulang daging dalam jumlah yang cukup banyak. Penting untuk dipahami bahwa jika daging kurban tidak disimpan dengan benar, maka dapat dengan cepat berubah warna, berbau tidak sedap, bahkan menjadi busuk dalam waktu singkat. Oleh karena itu, ada beberapa cara yang perlu dipertimbangkan agar kualitas dan kesegaran daging tetap terjaga.
Pertama-tama, setelah menerima daging kurban, sebaiknya tidak langsung dimasukkan ke dalam kulkas atau freezer. Diamkan terlebih dahulu daging tersebut di suhu ruang selama 2-4 jam agar uap panas dari proses penyembelihan menghilang dan suhu daging menurun secara alami. Daging yang masih hangat dan langsung disimpan dapat menyebabkan kondensasi yang mempercepat pembusukan.
Ada juga pertimbangan apakah daging harus dicuci atau tidak sebelum disimpan. Dalam dunia kuliner dan kesehatan, disarankan untuk tidak mencuci daging mentah sebelum disimpan karena air dapat membawa bakteri baru yang mempercepat pembusukan. Cukup bersihkan bagian daging yang tampak kotor atau berdarah dengan tisu dapur bersih.
Selanjutnya, potong dan bagi daging ke dalam porsi kecil sesuai kebutuhan memasak sehari-hari. Simpan dalam wadah tertutup atau plastik ziplock yang bersih dan kedap udara untuk memudahkan pengambilan tanpa harus mencairkan seluruh stok daging. Apabila akan dikonsumsi dalam 1-2 hari, simpan di chiller (rak bawah kulkas) dengan suhu 0-4°C. Untuk penyimpanan jangka panjang, simpan di freezer dengan suhu minimal -18°C dimana daging bisa awet hingga 6 bulan jika dibekukan dengan benar. Penting juga untuk memastikan bahwa freezer tidak terlalu penuh agar sirkulasi udara dingin tetap optimal.
Terakhir, perhatikan warna dan bau daging sebelum digunakan. Pastikan daging yang segar memiliki warna merah cerah dan tidak berbau menyengat. Jika mulai terlihat keabu-abuan atau muncul bau asam, sebaiknya tidak dikonsumsi. Dengan memperhatikan langkah-langkah ini, diharapkan kualitas dan kesegaran daging kurban dapat tetap terjaga dengan baik.