Diperkirakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa jutaan pekerjaan potensial akan hilang tahun ini akibat perlambatan ekonomi yang dipicu oleh perang dagang Presiden AS Donald Trump. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), yang merupakan sebuah badan BBN, merilis laporan yang memperkirakan akan ada 53 juta pekerjaan baru di seluruh dunia pada tahun 2025. Namun, sebanyak 7 juta lapangan pekerjaan diprediksi akan hilang sebagai konsekuensi dari melemahnya prospek ekonomi akibat ketegangan geopolitik. IMF menurunkan ekspektasi ekonomi global, dengan perkiraan PDB global turun menjadi 2,8% dari sebelumnya 3,2% karena ketidakpastian yang disebabkan oleh tarif baru Trump terhadap mitra dagang AS.
ILO mencatat bahwa hampir 84 juta pekerjaan di 71 negara bersinggungan dengan permintaan konsumen AS dan akan rentan terhadap dampak tarif. Sebanyak 56 juta lapangan pekerjaan yang berisiko terletak di wilayah Asia-Pasifik, dengan 13 juta tersebar di Kanada dan Meksiko. Implementasi tarif yang tidak pasti dan ketidakpastian situasi global menimbulkan beban pada bisnis dan konsumen. Karena itu, ILO menyarankan agar pengusaha lebih berhati-hati dalam merekrut pekerja baru di tengah situasi yang tidak menentu ini.
Presiden Trump telah meningkatkan bea masuk pada barang-barang utama dari mitra dagang Amerika, seperti mobil dan baja, sejak awal tahun. Hal ini menimbulkan dampak negatif pada pasar tenaga kerja di seluruh dunia, memaksa pengusaha untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait tenaga kerja. Gilbert Houngbo, direktur jenderal ILO, mengingatkan bahwa ketegangan geopolitik dan gangguan perdagangan berkelanjutan akan berdampak negatif pada ekonomi global dan pasar tenaga kerja.