Pada hari Minggu, 22 Juni 2025, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mengumumkan program StuntingHub untuk mendeteksi dan mengatasi stunting pada anak-anak di Indonesia. Program ini merupakan bagian dari komitmen Telkom untuk memanfaatkan teknologi digital guna menyelesaikan masalah sosial di Tanah Air. Telkom secara resmi meluncurkan program ini di empat wilayah prioritas, yaitu Pamekasan, Labuan Bajo, Makassar, dan Senaru dari bulan Maret hingga Juni 2025.
Program Telkom ini menekankan pentingnya kolaborasi antara teknologi dan komunitas lokal untuk mengatasi stunting di Indonesia. Data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur mencapai 37,9%, yang termasuk tinggi di tingkat nasional. Program ini dimulai dengan pelatihan bagi para kader kesehatan local, yang dilengkapi dengan pengetahuan digital dan pemahaman penuh tentang stunting dan gizi anak.
Telkom juga mengembangkan aplikasi Stuntinghub, sebuah platform digital untuk membantu kader dalam mencatat, memantau, dan melaporkan pertumbuhan anak secara berkala. Setelah pelatihan, para kader akan menyebarkan informasi di puskesmas, balai desa, dan tempat ibadah. Selain itu, program ini juga mencakup implementasi 90 Hari Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak-anak dengan gizi buruk, menggunakan menu berbasis pangan lokal.
Kegiatan ini mendapat dukungan luas dari berbagai pemangku kepentingan daerah. Di Kabupaten Manggarai Barat, program ini dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Respons positif juga diterima dari masyarakat di wilayah lain seperti Senaru, Pamekasan, dan Makassar. Para kader kesehatan tidak hanya melakukan pemantauan gizi, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Melalui program StuntingHub, Telkom berupaya memberikan solusi konkret untuk permasalahan stunting di Indonesia dengan melibatkan teknologi dan komunitas lokal. Program ini tidak hanya memberikan solusi inovatif, tetapi juga memberdayakan masyarakat sebagai agen perubahan dalam menangani stunting.