Larung Tumpeng Tradisi Sakral Nelayan Pacitan

Festival Nelayan Pacitan merupakan momen yang penuh kebersamaan dan rasa syukur bagi ratusan nelayan yang berkumpul di Halaman Gedung Grhatama Jaladri, UPT P3 Tamperan Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim. Mereka membawa tumpeng sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diperoleh dari laut. Tradisi kembul bujono dilakukan dengan mengumpulkan 100 tumpeng untuk dimakan bersama dalam upacara simbolis untuk mendoakan dan mempererat hubungan antar nelayan. Dua tumpeng suci juga diarak dan dilarung ke laut sebagai bentuk sedekah laut, sebagai wujud penghormatan dan terima kasih atas rezeki dari laut.

Wakil Bupati Pacitan, Gagarin, turut mengapresiasi pelestarian tradisi larung tumpeng sebagai bagian dari kearifan lokal yang harus dijaga. Tradisi ini dianggap sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Allah SWT, pelestarian budaya, dan sarana untuk mempererat kekompakan antara nelayan dan masyarakat. Setelah doa bersama, seluruh peserta berkumpul untuk menikmati tumpeng bersama dalam suasana keakraban.

Prosesi sakral larung tumpeng dilanjutkan dengan dua tumpeng suci diarak menuju Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan. Bupati Pacitan memimpin prosesi tersebut menggunakan kapal nelayan, diikuti oleh para nelayan dan warga sekitar. Acara ini menjadi momentum untuk menyatukan seluruh elemen masyarakat dalam rasa syukur dan kebersamaan.

Source link