Banyak kelas menengah atas di Indonesia memilih untuk berobat ke luar negeri daripada di dalam negeri. Alasan utamanya adalah biaya yang lebih terjangkau untuk obat dan transportasi karena adanya kebijakan negara terkait pajak bebas di bidang kesehatan. Selain itu, pasien juga merasa lebih nyaman dalam berkomunikasi dengan dokter di luar negeri karena kualitas komunikasi dokter di Indonesia perlu ditingkatkan.
Negara-negara yang sering dijadikan tujuan berobat oleh masyarakat Indonesia antara lain Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Korea Selatan. Sayangnya, jumlah masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri mencapai lebih dari 1 juta orang, yang mengakibatkan kerugian ekonomi dan potensi nilai ekonomi yang hilang di Indonesia.
Indonesia sendiri mengalami ketertinggalan dalam sektor kesehatan, terutama dari segi rasio dokter per penduduk. Menurut laporan WHO dan World Bank, rasio dokter di Indonesia hanya sekitar 0,47 per 1.000 penduduk, menjadikannya salah satu yang terendah di Asia Tenggara. Standar WHO menyarankan rasio jumlah dokter per 1.000 penduduk minimal 1 dokter untuk 1.000 penduduk. Jika hal ini tercapai, maka suatu negara dapat dianggap berhasil dan bertanggung jawab dalam bidang kesehatan di dalam negeri.