Microsoft, perusahaan teknologi yang didirikan oleh Bill Gates, telah mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 15.000 karyawan di seluruh dunia hingga tahun 2025. Langkah ini diambil meskipun perusahaan sedang meraih keuntungan besar. CEO Microsoft, Satya Nadella, menjelaskan bahwa meskipun kinerja perusahaan sedang baik, keputusan PHK ini didasari oleh fokus perusahaan saat ini serta peningkatan anggaran belanja modal. Selama tiga kuartal terakhir, Microsoft melaporkan laba bersih hampir US$75 miliar dan menginvestasikan US$80 miliar dalam infrastruktur kecerdasan buatan (AI).
Satya Nadella secara resmi mengumumkan PHK 9.000 karyawan awal Juli 2025 melalui surat memo kepada seluruh karyawan. Meskipun keputusan PHK dianggap sulit, Nadella menyampaikan rasa terima kasih kepada karyawan yang terdampak dan mengakui kemungkinan adanya gelombang PHK lebih lanjut. Sebagai bagian dari upaya restrukturisasi, Microsoft mengalami perubahan dalam fokus bisnisnya dengan penekanan pada keamanan siber, kualitas, dan transformasi teknologi kecerdasan buatan.
Nadella juga menyoroti misi, prioritas, dan budaya perusahaan. Microsoft memiliki fokus kuat pada potensi kecerdasan buatan (AI) dan menggarisbawahi pentingnya keamanan siber serta kualitas dalam layanan mereka. Meskipun terdapat kekhawatiran terkait budaya kerja di tengah gelombang PHK, Nadella menekankan pentingnya budaya berkembang dan adaptasi terhadap perubahan. Peralihan ke platform AI diharapkan dapat membentuk kembali produk dan model bisnis Microsoft untuk lebih maju ke depan.