Analisis Kerugian GoTo pada Semester I: Rp741,95 Miliar

Grup GoTo, ekosistem digital terbesar di Indonesia yang merupakan gabungan dari Gojek dan Tokopedia, mencatatkan rugi bersih sebesar Rp741,96 miliar pada semester pertama tahun 2025. Meskipun mengalami kerugian, Grup GoTo menunjukkan penurunan yang signifikan dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 73,93%. Namun, mereka berhasil mencatat rekor baru untuk nilai pendapatan kotor inti, pendapatan bersih, EBITDA, dan EBITDA yang disesuaikan. Hal ini menandakan eksekusi yang kuat dan ketahanan dari ekosistem terintegrasinya.

Dalam semester pertama tahun 2025, Grup GoTo berhasil mempertahankan momenutm kuat dengan total GTV mencapai Rp89,8 triliun, meningkat 43% secara tahunan. Pendapatan bersih juga tumbuh sebesar 10,61% mencapai Rp8,56 triliun. EBITDA Grup GoTo yang disesuaikan juga kembali positif sebesar Rp427 miliar pada kuartal II-2025. Meskipun masih mengalami kerugian, laba usaha Grup GoTo mencapai Rp21 miliar pada kuartal II-2025.

Perbaikan kinerja keuangan Grup GoTo didorong oleh pendapatan yang lebih kuat dan pengelolaan biaya yang lebih baik. Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, menyatakan bahwa investasi di infrastruktur teknologi, termasuk suksesnya dalam migrasi komputasi awan dan pengembangan strategi AI, membawa Grup GoTo pada posisi yang baik untuk pertumbuhan di masa depan.

Selain itu, Direktur Keuangan Grup GoTo, Simon Ho, juga menyatakan bahwa kinerja positif pada kuartal II-2025 menunjukkan kekuatan model operasional dan strategi yang disiplin. Dengan pertumbuhan pendapatan dan efisiensi biaya yang ditingkatkan, Grup GoTo berhasil mempertahankan posisi keuangan yang solid dengan kas sebesar Rp18,2 triliun hingga Juni 2025.

Meskipun saham GOTO mengalami penurunan pada perdagangan Rabu, Grup GoTo terus berusaha mencapai pedoman kinerja dan menciptakan bisnis teknologi berkelanjutan yang fokus pada kebutuhan pelanggan. Dengan kinerja keuangan yang semakin baik, Grup GoTo terus menerapkan strategi disiplin untuk menjaga profitabilitas dan menciptakan nilai tambah jangka panjang bagi pemegang saham.

Source link