Jakarta, CNBC Indonesia – Secara umum di Korea Selatan (Korsel), bayi yang merayakan ulang tahun pertamanya biasanya dihadiahi dengan perhiasan emas, yang paling umum adalah hadiah cincin emas. Namun, tradisi yang dimulai pada awal abad ke-20 setelah imigran China datang ke Korea ini mulai membuat pening orang tua dan orang-orang yang biasa memberikan hadiah cincin emas. Pasalnya harga emas saat ini sedang tinggi-tingginya. Kim Keon Woo (32), bapak dari seorang putri yang berusia 1 tahun saat Maret lalu, terkejut dengan lonjakan harga emas yang luar biasa. “Saya telah mengamati peningkatan yang cukup besar dalam nilai cincin emas untuk pesta putri kedua saya dibandingkan dua tahun lalu ketika saya menerimanya untuk putri pertama saya,” ujarnya, seperti dikutip Korea Herald. Lonjaknya harga logam yang tidak memberikan imbal hasil ini telah membuat banyak orang Korea mempertimbangkan untuk menjual cincin emas berharga yang dihadiahkan pada ulang tahun pertama anak. Ini dilakukan untuk mendapatkan arus kas tambahan. Seorang ibu dari kafe Naver untuk para ibu yang tinggal di Hwaseong, Provinsi Gyeonggi secara anonim berdebat apakah sekarang saat yang tepat untuk menjual perhiasan emas pemberian ibu mertuanya. Dia secara khusus mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pemilik toko emas setempat karena menasihatinya untuk tidak melakukan hal tersebut 7 tahun yang lalu, kecuali dalam situasi darurat, karena pemiliknya yakin harga emas akan terus naik. Di sisi lain, bagi mereka yang suka memberi dalam adat pemberian emas ini, undangan ke pesta ulang tahun pertama bayi semakin dianggap memberatkan. Sebagai salah satu alternatif, Kim, ayah dua anak, mencatat tren saat ini yang mengarah pada pemberian cincin yang lebih ramping dengan harga setengah don, atau bahkan kurang, terutama ketika harga sedang melambung tinggi. “Saya sendiri sebenarnya pernah menerima hadiah cincin emas yang jumlahnya kurang dari satu don,” kata Kim. “Tetapi dengan harga emas yang semakin meningkat akhir-akhir ini, dapat dimengerti bahwa orang-orang mungkin ingin sedikit berhemat.” Biasanya setiap cincin biasanya berisi 1 don atau sekiar 3,75 gram emas 24 karat. Don adalah satuan yang digunakan untuk mengukur emas di Korea yang berasal dari Jepang. Potongan emas ini memiliki dua tujuan, melambangkan kemakmuran dan memberikan jaring pengaman finansial bagi bayi jika terjadi keadaan darurat. Dengan tingginya harga emas saat ini, standar satu don menjadi semakin memberatkan pihak yang memberi, sementara banyak orang tua mempertimbangkan untuk segera melikuidasi cincin bayi yang mereka simpan di rumah. Menurut Korea Gold Exchange, harga 1 don emas murni, dengan berat 3,75 gram, mencapai 450.000 won untuk pembelian dan 399.000 won untuk penjualan, pada 17 April. Harga pembelian ini menandai kenaikan 25% dibandingkan harga tahun lalu sekitar 360.000 won. Selama periode satu bulan dari 1 April hingga 1 Mei, harga spot emas berkisar antara US$2.250 (Rp35,9 juta) dan US$2.400 (Rp38,3 jta) per ounce, mencapai titik tertinggi sepanjang masa di atas US$2.400 pada 12 April. Pada 1 Mei, harga diperdagangkan di sekitar US$2.300 (Rp36,7 juta) per ounce. Tren kenaikan harga emas ini didorong oleh meningkatnya kekhawatiran terhadap inflasi dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Risiko resesi mendorong investor mencari perlindungan pada aset-aset safe-haven seperti emas.