Jakarta, CNBC Indonesia – Cicak memiliki tempat spesial dalam budaya Batak Toba. Jika Anda pernah melihat rumah adat Batak Toba yang disebut Rumah Bolon, Anda pasti akan menemukan ornamen cicak yang melekat di bagian depan rumah tersebut. Ornamen cicak ini terletak di bagian depan Rumah Bolon dan menghadap 4 bulatan yang juga menempel di dinding rumah tersebut. Ternyata, ornamen cicak ini bukan hanya sebagai hiasan.
Keturunan Raja Siallagan ke-17, Gading Jansen Siallagan, menjelaskan bahwa ada makna di balik ornamen cicak tersebut. Dia menjelaskan bahwa cicak adalah simbol bahwa suku Batak mampu beradaptasi dalam berbagai situasi. Menurutnya, cicak adalah simbol kehidupan orang Batak yang harus bisa hidup seperti cicak, bisa hidup di mana saja, dalam situasi apa pun, dan orang Batak dikenal sebagai perantau sejati.
Gading menyatakan bahwa cicak dapat hidup merayap di langit-langit rumah orang kaya maupun orang miskin, bahkan di pasar. Hal ini menunjukkan bahwa orang Batak diharapkan memiliki tingkat adaptasi yang tinggi. Selain itu, empat bulatan mirip payudara yang berada di samping ornamen cicak juga memiliki makna tersendiri, yaitu sebagai simbol kesuburan dan kampung halaman. Hal ini mengingatkan orang Batak yang merantau untuk selalu mengingat asal usulnya.
Huta Siallagan sendiri adalah kampung adat suku Batak yang terletak di Pulau Samosir, Sumatera Utara. Kampung ini berlokasi di Ambarita, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, sekitar 2 kilometer dari Pelabuhan Ambarita. Di kampung adat ini, pengunjung dapat melihat rumah-rumah adat suku Batak Toba, boneka Sigale-gale yang dapat berjoget, serta kursi persidangan. Kampung ini direvitalisasi sebagai cagar budaya sejak tahun 2022 dan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo. Pengunjung juga dapat membeli oleh-oleh khas Samosir di area pusat oleh-oleh.