Jakarta, CNBC Indonesia – Media asal Vietnam, Znews turut menyoroti Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-23 yang gagal memanfaatkan kesempatan terakhir untuk merebut tiket Olimpiade 2024. Media lokal itu menyebut bahwa Indonesia gagal menutup kesenjangan setelah melakukan keajaiban.
Dalam laporannya, Znews mengatakan bahwa kekalahan tipis 0-1 Indonesia saat melawan Guinea pada babak playoff Olimpiade 2024, Kamis (9/5/2024) lalu menandakan Indonesia yang tiga kali gagal menutup kesenjangan dengan sepak bola dunia meskipun telah berupaya semaksimal mungkin.
“Indonesia U-23 melakukan keajaiban di Piala Asia U-23 2024 dengan mencapai empat besar. Indonesia memiliki tiga kesempatan untuk merebut tiket Olimpiade Paris 2024 karena turnamen itu merupakan bagian dari babak kualifikasi,” tulis Znews, dikutip Sabtu (11/5/2024).
“Namun, semuanya gagal setelah kalah dari Uzbekistan di semifinal, kalah dari Irak dalam pertandingan perebutan tempat ketiga, dan baru-baru ini dalam pertandingan playoff antarbenua dengan Guinea,” lanjut laporan tersebut.
Dalam artikel yang sama, Znews menyebutkan bahwa Indonesia U-23 mengalami kemajuan dan investasi yang signifikan dalam hal sumber daya dan dana. Namun, Skuad Garuda Muda disebut masih harus melewati waktu yang panjang.
Dari segi pemain, media itu menyoroti sejumlah anak asuh Shin Tae-yong, seperti Nathan Tjoe-A-On, Justin Hubner, Ivan Jenner, Rafael Struick, Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, dan Witan Sulaeman. Menurut mereka, sederet pemain itu mampu menciptakan permainan yang setara atau bahkan lebih baik dari lawan yang berperingkat FIFA lebih tinggi.
“Dengan banyaknya pemain naturalisasi, Timnas Indonesia U-23 menunjukkan tanda-tanda baru di Piala Asia U-23 2024,” tulis Znews.
Dalam laporannya, media Vietnam itu menyebut bahwa pers Indonesia nyaris “menggila” karena kekuatan Shin Tae-yong dan timnas asuhannya yang mampu menumbangkan Australia, Yordania, hingga Korea Selatan setelah dipermalukan sang tuan rumah, Qatar pada laga perdana Piala Asia U-23.
Namun, “kegilaan” itu disebut terhenti setelah Uzbekistan dan Irak ternyata tidak kewalahan secara sumber daya manusia dan taktis saat menghadapi Tim Merah Putih.
“Namun hanya saat menghadapi Uzbekistan atau Irak, Indonesia U-23 diatasi dengan kesenjangan level. Tim Asia Tenggara semuanya akan kalah karena kurangnya pengalaman,” kata Znews.
“Skenario yang sama terjadi saat Indonesia melawan Guinea. Saat tim asal Afrika itu mengerahkan sumber daya terbaiknya untuk bermain di Eropa, Indonesia nyaris tak berdaya,” lanjutnya.
Indonesia disebut tak berkutik saat menghadapi Guinea karena memiliki kekuatan fisik, ketangguhan, dan pengalaman yang tak sepadan. Skuad Garuda Muda juga dinilai belum mampu bersaing di tingkat kontinental dan dunia akibat faktor-faktor tersebut.
“Tim-tim Asia Tenggara memang tak punya banyak kesempatan untuk bermain melawan wakil Afrika di laga krusial seperti ini,” tegas media tersebut.
“Namun untuk bisa melaju ke benua biru dan bersaing secara sehat dengan tim-tim papan atas, Indonesia dan Asia Tenggara membutuhkan waktu yang lebih lama,” tutup artikel tersebut.
Sebagai informasi, Ernando Ari dkk harus menelan kekalahan 0-1 dari Guinea dalam laga playoff Olimpiade 2024, Kamis (9/5/2024) lalu. Gol tunggal Guinea diperoleh melalui tendangan dari titik putih yang dimanfaatkan Ilaix Moriba pada menit ke-29.
Tak hanya sampai situ, STY pun tak diizinkan untuk mendampingi para anak asuhnya sampai akhir laga karena menerima kartu merah pada menit ke-75. Kartu merah itu diperoleh akibat protes keras setelah wasit memberikan hadiah penalti untuk Syli Nationale.