More

    Kisah Raja Belgia Doyan Pedas & Bikin Sayembara Makan Sambal!


    Jakarta, CNBC Indonesia – Siapa sangka kalau salah satu penguasa dari Benua Biru, tepatnya Raja Belgia, pernah kepincut akan lezatnya kuliner Indonesia? Kisah ini bukan fiksi belaka, tapi benar kejadian tepatnya pada 1935. 

    Raja Belgia yang dimaksud adalah Raja Leopold III dan Ratu Astrid dari Kerajaan Belgia yang bertakhta dalam kurun 1934-1951. Pada 1935, penguasa Belgia itu sedang melakukan perjalanan dinas ke berbagai kota di Belanda, salah satunya Den Haag.

    Kedatangan ke Belanda bukan hanya untuk tujuan kenegaraan, tapi juga wisata kuliner. Di Den Haag kebetulan banyak sekali restoran-restoran Jawa. Raja Leopold III, yang pernah mencicipi kuliner Jawa saat berkunjung ke Indonesia, merasa ketagihan dan ingin mencicipi sekali lagi di Eropa. 

    Sebagai catatan, menurut sejarawan Fadly Rahman dalam Rasa Tanah Air (2023), sejak 1920-an di kota tersebut sudah banyak restoran yang menjual masakan Jawa seperti nasi, gado-gado, sambal, dan aneka macam sayur. Biasanya restoran Jawa didirikan oleh para budak, pelajar, dan eksil politik asal Indonesia (dahulu Hindia Belanda) yang tinggal di Belanda.

    Setidaknya ada lima restoran yang paling direkomendasikan oleh orang Eropa, yakni Soeka Manah, Boeatan, J. Van Gemeert, Pak Bouman, dan Waroong Djawa. Restoran yang terakhir inilah yang berhasil menarik perhatian orang nomor satu di Belgia.

    Surat Kabar De Groundwet (30 April 1935) melaporkan bawa Raja Leopold III dan Ratu Astrid dari Belgia menyempatkan diri datang ke restoran tersebut. Mereka datang bersama rombongan dan meminta supaya tak ada pengawalan. Sang Raja ingin leluasa dan fokus menyantap masakan khas Indonesia. 

    Setelah para pelayan yang kebanyakan dari Jawa menyajikan makanan, mereka tanpa basa-basi langsung menyantap masakan tersebut. Biasanya, restoran menyajikan menu makanan beraneka ragam, seperti nasi, ikan asin, sayur-sayuran, kerupuk udang, hingga sambal khas Jawa. Khusus menu terakhir, pasangan suami istri tersebut sampai membuat tantangan: siapa yang berani makan sambal paling banyak, dialah pemenangnya.

    Tantangan tersebut diamini oleh semua rombongan sebab siapa juga yang berani menolak perintah raja. Namun, seluruhnya gagal kecuali Ratu Astrid. Diam-diam ternyata dia penikmat sambal yang bagi orang Eropa luar biasa pedas.

    “Sang Ratu akhirnya unggul dan para tamu lainnya berakhir dengan mulut setengah terbakar akibat terlalu banyak menyantap sambal,” ungkap surat kabar tersebut, sebagaimana dipaparkan Fadly Rahman.

    Kisah Raja Belgia ini menjadi salah satu fragmen yang membuktikan popularitas kuliner Nusantara di Eropa. Cerita lain soal ini terjadi juga pada 1931. Kala itu, Waroong Djawa yang dikunjungi Leopold III itu pernah didatangi 200 ribu pengunjung dalam suatu pameran internasional. Para pengunjung berasal dari negara-negara Eropa datang jauh-jauh hanya untuk menyantap masakan Jawa, seperti nasi, sayur, kerupuk udang, hingga sambal.

    [Gambas:Video CNBC]

    (mfa/mfa)


    Source link