More

    Terkuak Mengapa Indomaret & Alfamart Berdempetan Padahal Rival

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indomaret dan Alfamart merupakan dua raksasa ritel kelas minimarket di Indonesia. Keduanya bersaing ketat, hingga tak jarang outlet mereka berdekatan atau bahkan berdempetan satu dengan yang lain.

    Lalu mengapa mereka berdua berlokasi dekat satu dengan yang lain. Berikut paparan CNBC Indonesia, Sabtu (8/6/2024).

    1. Menarik Pasar yang Lebih Luas

    Alasan utama di balik ‘fenomena’ ini adalah strategi marketing. Kedua gerai tentu bertujuan agar mereka mendapatkan pasar yang lebih luas dan menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Jadi, mereka akan memilih lokasi dengan konsep teori lokasi industri, yakni Hotelling Theory.

    Hotelling Theory adalah teori yang menjelaskan dua persamaan jenis kegiatan ekonomi yang saling berdekatan dengan tujuan untuk menguasai pasar seluas-luasnya. Teori tersebut akan berfokus pada pemilihan lokasi. Presentasi keuntungannya sudah pasti 50:50 yang selanjutnya akan diserahkan kepada selera konsumen.

    2. Mengusung Keunggulan yang Berbeda

    Di mata konsumen, Indomaret dan Alfamart mungkin terlihat seperti saudara kandung yang memiliki banyak persamaan. Namun, keduanya mengakui bahwa mereka memiliki keunggulannya masing-masing.

    Ada yang mengusung keunggulan dari segi harga lebih murah, kapasitas toko lebih luas, pelayanan lebih ramah atau kenyamanan suasana.

    3. Membangun Persepsi Konsumen

    Ketika konsumen datang ke salah satu minimarket, maka para karyawan akan bertugas untuk membangun persepsi positif kepada pelanggan agar datang kembali ke gerai mereka. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, masing-masing gerai Indomaret atau Alfamart akan menunjukkan keunggulannya tersendiri untuk memikat hati pelanggan.

    4. Hemat Budget Riset

    Alasan Indomaret dan Alfamart selalu berdekatan juga tidak lain tidak bukan untuk menghemat budget riset. Jika salah satu gerai dibangun di lokasi tertentu, maka bisa dipastikan potensi pasarnya sudah bagus dan lolos uji kelayakan bisnis. Ini memang menjadi salah satu rumus membangun gerai baru di kalangan usaha waralaba atau ritel minimarket.

    Penggunaan Strategi Five Forces

    Kedua minimarket, Indomaret dan Alfamart, menggunakan strategi five forces atau pendekatan porter’s five forces, yakni metode untuk menganalisis serta mengidentifikasi kekuatan yang membentuk pola bisnis. Di antaranya adalah:

    1. Competitive Rivalry, lingkungan bisnis yang mempunyai tingkat kompetisi sangat tinggi antar perusahaan dan kompetitor. Ketika sudah terjadi persaingan, perusahaan akan menciptakan inovasi baru agar produknya tidak kalah saing dari lawan bisnis.

    2. Power of Buyer, kemampuan konsumen dalam tawar menawar harga produk agar lebih murah. Jadi, konsumen akan menimbang sendiri harga barang di Indomaret dan Alfamart lalu memutuskannya sendiri akan membeli di mana.

    3. Power of Supplier, dipengaruhi oleh produk yang dihasilkan dari supplier. Semajin dikit supplier sebuah produk, maka semakin tinggi ketergantungan perusahaan terhadap supplier tersebut untuk memasok barang pada mereka.

    4. Threat of New Entry, akan sulit bagi pendatang baru untuk memasuki pasar atau industri tersebut. Karena kekuatan perusahaan dipengaruhi oleh hambatan seperti biaya masuk, regulasi, kondisi ekonomi dan hak paten. Hal ini akan memengaruhi siapa yang lebih berkuasa dan lebih besar di lokasi tersebut.

    5. Threat of Substitute Product, kekuatan yang datang dari produk atau barang pengganti dari barang yang akan dijual di perusahaan. Produk pengganti ini dapat disebut sebagai produk substitusi yang memiliki fungsi serupa dengan produk perusahaan.

    Sudah jelas bukan mengapa lokasi Indomaret dan Alfamart selalu berdekatan. Ada alasan-alasan bisnis yang memang sudah dipertimbangkan oleh pelaku bisnis minimarket yang sudah sama-sama besar di Indonesia.

    [Gambas:Video CNBC]

    (hsy/hsy)


    Source link