More

    3 Pusaka Sakral Ponorogo Keluar Jelang 1 Suro, Ini Wujudnya

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kabupaten Ponorogo mempunyai 3 pusaka sakral. Yakni, Tombak Kiai Tunggul Nogo, Sabuk Angking Cinde Puspito dan Payung Songsong  Kiai Tunggul Wulung. Konon, pusaka-pusaka tersebut merupakan peninggalan dari pendiri Ponorogo, Raden Batoro Katong.

    Ketiga pusaka, selama ini disimpan di satu ruangan khusus di Pringgitan, rumah dinas Bupati Ponorogo. Pusaka-pusaka itu, dikeluarkan hanya jelang 1 Suro atau 1 Muharram. Selain untuk dijamas, keluarnya 3 pusaka itu, dikarenakan dilakukan prosesi kirab. Baik itu, kirab bedol pusaka maupun kirab pusaka.

    “Ketiga pusaka ini disimpan di Pringgitan, rumah dinas bupati, ada tempat tersendiri untuk menyimpannya,” ungkap salah satu budayawan Ponorogo, Sunarso, Sabtu (06/07/2024).

    Pengeluaran 3 pusaka milik Ponorogo yang masih ada kaitannya dengan Kerajaan Majapahit itu, awalnya untuk prosesi kirab bedol pusaka. Kirab ini, mengeluarkan 3 pusaka dari Pringgitan untuk dikirab ke pendopo area pemakaman Eyang Batoro Katong. Pada tahap ini, selalu dilakukan pada malam hari, sebelum malam 1 Suro.

    Esok siangnya, 3 pusaka itu dikirab lagi dari pendopo makam Eyang Batoro Katong menuju Paseban Alun-alun. Sebelum di simpan lagi di Pringgitan, rumah dinas Bupati Ponorogo. Pusaka-pusaka yang baru dikirabkan itu, dilakukan penjamasan di Paseban Alun-alun Ponorogo. Setelah matahari terbenam, atau sudah menginjak malam 1 Suro, pusaka itu dikembalikan lagi ke Pringgitan.

    “Ada acara sakral dalam perayaan Grebeg Suro, ya kirab bedol pusaka dan kirab pusaka. Acara ini, mengkirabkan 3 pusaka milik Ponorogo tersebut,” katanya.

    Sunarso menyebutkan bahwa adanya kirab pusaka itu, merupakan bentuk menghormati leluhur yang sudah berjuang dalam mendirikan Kabupaten Ponorogo. Kirab pusaka dari Makam Batoro Katong hingga Paseban Alun-alun Ponorogo memperingati kejadian bersatunya Ponorogo. Pusat pemerintahan, berganti ke kota tengah yang digunakan hingga saat ini.

    “Kirab bedol pusaka merupakan pra acara kirab pusaka. Kirab pusaka merupakan memperingati kejadian menyatunya Ponorogo, dan berpindahnya pusat pemerintahan di Kota Tengah, yang saat ini dipakai,” katanya.

    Sunarso menambahkan bahwa Tombak Kiai Tunggul Nogo, Sabuk Angking Cinde Puspito dan Payung Songsong  Kiai Tunggul Wulung, merupakan 3 pusaka yang digunakan Raden Batoro Katong dalam babat Ponorogo. Sehingga sampai sekarang, pusaka-pusaka itu masih terus dirawat. Selama ini disimpan di Pringgitan, rumah dinas bupati Ponorogo. [end/but]

    Source link