Indra, praktisi dan juga Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC) mengakui, pangsa pasar transaksi digital terutama pengunaan QRIS pada UMKM dan pedagang kecil di Jakarta sangat besar. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta mencatat, volume transaksi QRIS di Jakarta pada triwulan I 2024 sebesar 333,68 juta atau tumbuh 157 persen (yoy). Kondisi ini turut didukung momentum Ramadan dan Idulfitri.
Capain tersebut didorong oleh semakin luasnya pelaku usaha menggunakan QRIS mencapai 5,28 juta atau tumbuh 16 persen (yoy). Akseptasi pengguna QRIS juga terus berlanjut. Tercatat, triwulan I 2024 pengguna QRIS mencapai 5,77 juta atau tumbuh 19 persen (yoy)
“Based data itu, kampanye transaksi digital on the track, Jakarta akan dan harus menjadi role model literasi digitalalisasi transaksi di Indonesia,” ujarnya.
Indra juga menyakini Kesiapan digital SDM Jakarta akan terus meningkat terutama aspek digital skills dan safety. Sejumlah factor yang mendukung keyakinannya adalah adalah semua fasilitas, jaringan telekomunikasi, dan informasi serta stakeholder dan perusahaan penyedia jasa teknologi digital ada di Jakarta.
“Jadi saya yakin tidak berapa lama lagi seluruh transaksi UMKM dan yang lainnya Jakarta akan digital,” ujarnya.
Indra mengatakan Bank Indonesia tidak bisa berjalan sendiri dalam menkampanyekan transaksi digital ke seluruh pelosok negeri. Seluruh stakeholder dan perusahaan yang bergerak dibidang transaksi digital perlu melakukan sosialisasi yang sama masifnya dan perlu dibarengi dengan kreativitas dan inovasi.
Contoh inovasi dilakukan perusahaannya dalam produk Posku Lite untuk pembayaran melalui QRIS pada komunitas UMKM adalah memberikan insentif pendampingan literasi keuangan, seminar dan workshop digital marketing, dan insentif lainnya selama menjadi mitra. TDC sendiri memiliki tiga produk yakni M2PAY, MEbook dan Posku Lite. Ketiganya masing-masing menyediakan metode pembayaran dan pemantauan transaksi, system informasi teritegrasi, dan kemudahan pencatatan toko dan bistro.
“Kami bermitra dengan komunitas Tamado Grop di Sumatera untuk menjangkau UMKM dengan kampanye UMKM Go Digital di Pematang Siantar dan Kabupaten Samosir. Dalam waktu dekat akan di Sabang (Aceh), Bali dan Bangka, dan tempat lain di Indonesia,” ujarnya.
Indra mengatakan alasan pentingnya pendidikan dan pendampingan konsultasi keuangan kepada UMKM adalah dalam penyusunan laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan merupakan alat utama untuk memantau kinerja keuangan dan arus kas UMKM.
“Laporan keuangan juga menjadi alat pemilik usaha membuat keputusan tepat dan strategi bisnis, termasuk menarik investor. Dari sisi hukum tentunya juga untuk pelaporan pajak dan pembayarannya sehingga sesuai aturan yang ada,” ujarnya.
Namun, Indra berharap perusahaan yang melakukan pendampingan dan konsultasi keuangan digital sudah memiliki ISO 9001:2015 tentang Manajemen Mutu, ISO 37001:2016 Tentang Sistem Manajemen anti Penyuapan, dan ISO 27001:2022 tentang Sistem Keamanan Informasi.
“Penting buat UMKM mengetahui jati diri perusahaan penyedia system transaksi digital salah satunya kepemilikan tiga ISO diatas. Bentuk sederhana implementasi dari ISO itu adalah quick respon terhadap masukan dari pengguna (merchant) yang datang dari berbagai saluran informasi,” tambahnya.