More

    Sedekah Bumi Warga Desa Katimoho Gresik, Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi

    Gresik (beritajatim.com) – Masyarakat Desa Katimoho, Kecamatan Kedamean, Gresik, menggelar tradisi tahunan sedekah bumi sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen dan keberkahan dari alam. Acara yang diadakan pada Minggu (6/10/2024) ini menjadi simbol kebersamaan dan pelestarian budaya di tengah laju modernisasi, terutama di Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur.

    Dalam tradisi sedekah bumi ini, warga berbondong-bondong datang membawa baki berisi makanan seperti nasi, lauk-pauk, kue, buah-buahan, serta minuman ringan yang dihias dengan taplak meja berwarna-warni. Ratusan baki tersebut diletakkan di tengah area terbuka, di bawah terop, sambil warga duduk bersila. Sebelum acara dimulai, doa bersama dipanjatkan oleh salah satu perangkat desa.

    Setelah doa, tiga penari ngeremo khas Jawa mempersembahkan kidungan selama 30 menit, menandai dimulainya acara. Warga kemudian menikmati makanan bersama dalam suasana penuh kebersamaan dan kekeluargaan.

    Ketua Panitia Penyelenggara, Indah Erma Alviana, menjelaskan bahwa kegiatan sedekah bumi ini digelar setiap tahun di bulan Oktober, biasanya pada hari libur. “Sebelum acara inti, dilakukan kirab atau karnaval sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur atas panen yang melimpah,” ungkapnya.

    Sementara itu, Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Katimoho, Mulyadi, menyampaikan apresiasinya terhadap acara tersebut. Ia menegaskan pentingnya melestarikan tradisi ini agar tidak hilang ditengah modernisasi. “Kegiatan seperti ini jangan sampai hilang, wajib dilestarikan sampai ke anak cucu,” tegasnya.

    Sebagai penutup rangkaian acara, pentas wayang kulit dengan dalang Ki Puguh Prasetyo asal Cerme, Gresik, menjadi hiburan yang dinanti warga hingga dini hari, menambah semarak acara sedekah bumi yang penuh makna ini. [dny/but]

    Source link