Pada tahun 2025, sekitar 55 juta penduduk Indonesia masih belum memiliki akses internet, menyisakan sekitar 19,34% dari total populasi. Sementara itu, survei terbaru dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 80,66% atau sekitar 229 juta penduduk dari total 284.438.900 jiwa.
Menurut survei tersebut, sebagian besar penduduk yang belum memiliki akses internet mengaku alasan utamanya adalah karena tidak memiliki perangkat untuk mengakses internet (43,62%). Selain itu, ada juga yang mengaku tidak tahu cara menggunakan perangkat untuk terhubung ke internet (40,77%), tidak melihat manfaat dari internet (3,24%), menemukan tarif kuota internet yang mahal (2,88%), tidak memiliki sambungan internet (2,59%), mengalami keterbatasan fisik (2,14%), dan alasan lain sebesar 4,77%.
Di sisi lain, operator telekomunikasi dan penyelenggara layanan internet di Indonesia memiliki peran penting dalam mendukung akses internet. Saat ini, ada tiga operator seluler yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Indosat Tbk, dan PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk. Ketiga operator tersebut juga menyediakan layanan internet berbasis kabel untuk masyarakat.
Selain itu, ada juga banyak penyedia layanan internet berbasis kabel lain yang tidak terdaftar di BEI, seperti IConnet, MyRepublic, Biznet Home, dan CBN. Diperkirakan bahwa saat ini terdapat lebih dari 600 ribu BTS yang melayani layanan seluler di Indonesia, dengan lebih dari 300 juta pelanggan berlangganan kuota data. Sedangkan untuk layanan ISP kabel, jumlah pelanggan mencapai sekitar 15 juta, dengan Telkomsel melalui IndiHome menjadi penyedia layanan dengan jumlah pelanggan terbanyak, sekitar 11 juta.