Perayaan Tahun Baru Imlek merupakan salah satu tradisi yang sangat penting bagi keluarga Tionghoa di seluruh dunia. Selama perayaan ini, keluarga biasanya berkumpul untuk sembahyang, berdoa, dan menyantap hidangan khas Imlek bersama. Beberapa makanan khas Imlek memiliki makna dan harapan yang dalam bagi keluarga Tionghoa.
Kue Keranjang adalah salah satu makanan khas Imlek yang memiliki makna dalam budaya Tionghoa. Teksturnya yang mirip dengan dodol melambangkan keinginan keluarga untuk hidup dalam harmoni dan persatuan. Selain itu, tumpukan kue keranjang juga melambangkan harapan untuk pendapatan yang stabil, posisi yang lebih baik dalam masyarakat, dan pertumbuhan yang baik bagi anak-anak.
Siu Mie atau Mi Goreng juga merupakan hidangan yang tidak boleh absen dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Dalam tradisi China, mi yang terpotong dilarang karena dianggap melambangkan pemotongan umur. Oleh karena itu, siu mie yang panjang melambangkan umur yang panjang dan keberuntungan bagi keluarga yang mengonsumsinya.
Jiaozi merupakan sejenis dumpling yang populer dalam budaya Tionghoa. Bentuknya yang mirip dengan uang China kuno dianggap membawa keberuntungan, sementara proses pembuatannya yang melibatkan aktivitas keluarga melambangkan kebersamaan dan persatuan dalam keluarga.
Kue Lapis Legit adalah hidangan yang selalu dinantikan oleh keluarga Tionghoa. Di Indonesia, kue lapis legit menjadi simbol rezeki yang berlapis-lapis. Setiap lapisan kue ini melambangkan keberuntungan dan kemakmuran yang bertumpuk-tumpuk bagi keluarga yang memakannya. Rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut membuat kue lapis legit menjadi hidangan yang sangat disukai oleh banyak orang, baik tua maupun muda.