Gunung Everest memang memiliki daya tarik tersendiri bagi para petualang dan pendaki gunung. Dikenal sebagai puncak tertinggi di dunia dengan keindahan alamnya yang memukau, Gunung Everest juga memiliki reputasi sebagai zona kematian yang menakutkan. Berlokasi di ketinggian di atas 8.000 meter di atas permukaan laut, zona ini menantang para pendaki dengan keterbatasan oksigen yang dapat menyebabkan kematian.
Di zona kematian Everest, tubuh manusia mulai merasakan dampak kurangnya oksigen dengan cepat. Risiko serangan jantung, stroke, hingga pembengkakan otak seperti edema serebral dataran tinggi (HACE) semakin meningkat. Tidak hanya itu, kondisi ini dapat memicu delirium dan gangguan pikiran yang membuat pendaki kehilangan kendali atas diri mereka sendiri. Pengalaman para pendaki yang telah mencapai puncak Everest juga menyatakan bahwa rasanya seperti berpacu dengan waktu dan berhadapan dengan kondisi kritis saat berada di zona kematian.
Mengenal bahaya di zona kematian Everest bukan hanya sekedar informasi, tetapi juga sebagai pengingat betapa pentingnya persiapan, pengalaman, dan kesiapan mental dalam menjelajah gunung tertinggi di dunia ini. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menaklukkan Gunung Everest, penting bagi para pendaki untuk memahami risiko yang mengintai di zona kematian serta menyiapkan strategi yang tepat untuk menghadapinya.