Perusahaan produk kecantikan global, Estee Lauder, berencana melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 3 hingga 5 persen karyawannya di seluruh dunia. Ini karena pelanggan di China mulai mengurangi pembelian produk mewah dengan harga mahal, yang berdampak pada penurunan margin Estee Lauder.
Perusahaan ini memiliki sekitar 62 ribu karyawan di seluruh dunia. Kebijakan Pemerintah China yang melonggarkan pembatasan aktivitas pasca pandemi Covid-19 belum mampu membuat permintaan masyarakat China terhadap kosmetik mahal naik.
Meski begitu, keputusan PHK ini membuat saham Estee Lauder melonjak hingga 19 persen. CEO Estee Lauder, Fabrizio Freda, mengungkapkan bahwa perusahaannya telah melihat penurunan permintaan produk di China sepanjang kuartal II-2023. Estee Lauder melaporkan bahwa penjualan bersih di kawasan Asia-Pasifik turun 7 persen dan margin keseluruhan turun 60 basis poin di kuartal tersebut.
Penurunan penjualan juga disebabkan oleh banyaknya merek lokal China yang bermunculan, dengan kualitas yang layak dan lebih diminati oleh masyarakat China. Selain PHK di China, Estee Lauder juga akan memangkas perkiraan laba tahunan karena bisnisnya di Amerika Serikat melambat.
Perusahaan ini memperkirakan laba per saham yang disesuaikan pada 2024 antara US$2,08 hingga US$2,23 atau sekitar Rp32.596 hingga Rp34.946, dibandingkan dengan sebelumnya. Estee juga mengharapkan tambahan laba operasional dari upaya pada tahun fiskal 2025 dan 2026.
Artikel Selanjutnya:
Satu Produk Kecantikan yang Tak Perlu Beli Mahal Menurut Ahli
(hsy/hsy)