Sejumlah Warga Keturunan Tionghoa Melaksanakan Ibadah Sembahyang Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili di Wihara Amurva Bhumi Jakarta
Jakarta, CNBC Indonesia – Dari tahun ke tahun biasanya perayaan Tahun Baru China atau Tahun Baru Imlek dibarengi oleh hujan yang mengguyur sepanjang hari. Lantas kenapa hal ini bisa terjadi?
Tentu saja ini berkaitan dengan waktu musim hujan. Kebetulan Imlek yang biasanya terjadi bulan Januari atau Februari bertepatan dengan periode musim hujan di mayoritas wilayah Indonesia.
Perlu diketahui, dalam siklus normal, biasanya musim hujan di Indonesia terjadi antara Oktober sampai Maret. Dalam situs resmi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun mengungkapkan sekitar 55% lebih wilayah Zona Musim Indonesia bakal memasuki puncak musim hujan pada periode bulan Januari-Februari 2024.
Dan, dinamika cuaca ini bakal terjadi dalam sepekan ke depan di 29 provinsi di Indonesia. Oleh karena itu, BMKG memperingatkan sejumlah wilayah di Indonesia agar waspada potensi hujan intensitas sedang-lebat.
Meski begitu, korelasi antara imlek dengan hujan bisa saja tak lagi terjadi di masa depan. Mengingat krisis iklim membuat seluruh siklus normal atmosfer berubah.
Akan tetapi, terlepas dari itu hujan memang punya arti penting dalam kebudayaan China. Mengutip ABC, turunnya air dari langit diartikan sebagai turunnya rezeki. Jadi, hujan dianggap simbol keberuntungan yang bisa membawa kekayaan dan kemakmuran.
Jika hujan itu turun di hari Tahun Baru, maka bisa diartikan tahun tersebut berlangsung baik. Hanya saja jangan diartikan rezeki itu selalu berkaitan dengan uang. Lebih lanjut, mengutip Chinese Daily, rezeki dalam kebudayaan China sangat dinamis. Bisa itu rezeki kesehatan, hasil panen, dan sebagainya.
Jadi, itulah penjelasan kenapa Imlek identik dengan hujan.
Artikel Selanjutnya
BMKG Peringatkan Seluruh Wilayah DKI Waspada DBD, Kok Bisa?
(mfa/mfa)