Hermes, merek tas mewah asal Prancis, mencatat rekor penjualan tahunan dan laba bersih pada 9 Februari lalu. Karena itu, puluhan ribu karyawannya di seluruh dunia akan mendapatkan bonus.
Grup ini melaporkan laba yang lebih baik dari perkiraan sebesar 4,3 miliar euro atau sekitar Rp72,3 triliun, naik 28% dari tahun 2022, berkat penjualan yang melonjak 16% pada nilai tukar saat ini menjadi 13,4 miliar euro.
“Pada tahun 2023, Hermes sekali lagi mengembangkan keunikannya dan mencapai kinerja luar biasa di semua bisnis dan di semua wilayah dengan basis yang tinggi,” kata ketua eksekutif Axel Dumas dalam pernyataan pendapatannya.
Kelompok tersebut mengatakan 22.000 karyawannya di seluruh dunia akan mendapatkan bonus 4.000 euro atau sekitar Rp 67,3 juta awal tahun ini sebagai bagian dari “Kebijakannya untuk membagi hasil pertumbuhan dengan semua orang yang berkontribusi setiap hari”. Pihaknya juga akan mengusulkan peningkatan dividen bagi pemegang saham.
Hermes mengatakan penjualannya meningkat 14,5% di Jepang dan 12,9% di wilayah Asia-Pasifik lainnya tahun lalu, dengan grup tersebut membuka tokonya yang ke-33 di China, pasar utama bagi merek-merek mewah. Jepang dan Asia-Pasifik bersama-sama merupakan pasar terbesar bagi Hermes, dengan total penjualan sebesar 7,5 miliar euro. Sementara penjualan meningkat 19% menjadi 3 miliar euro di Eropa dan 17,1% menjadi 2,5 miliar euro di Amerika.
Saham Hermes naik lebih dari empat persen menjadi 2.168 euro dalam transaksi pagi hari di bursa saham Paris, mendorong grup tersebut melampaui raksasa kosmetik L’Oreal dalam hal kapitalisasi pasar. Harga saham L’Oreal turun lebih dari 7% menjadi 420 euro setelah membukukan hasil yang lebih rendah dari perkiraan untuk kuartal keempat. Saham LVMH, grup barang mewah terbesar di dunia, turun 0,3% menjadi 802 euro, meskipun mereka juga melaporkan rekor pendapatan tahunan bulan lalu. Pemilik Gucci, Kering, naik 0,7% menjadi 412 euro, sehari setelah melaporkan penurunan laba.