Titiek Soeharto, Mantan Istri Prabowo Subianto dan Putranya Didit Hediprasetyo
Jakarta, CNBC Indonesia – Titiek Soeharto kembali menjadi topik pembicaraan. Hal ini terjadi setelah calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto diumumkan sebagai pemenang dalam hitung cepat Pemilu 2024 dari berbagai lembaga survei. Prabowo dan Titiek pernah menikah sebelumnya pada tahun 1983.
Siti Hediati Harjadi atau Titiek lahir di Semarang, 14 April 1959, sebagai anak ke-4 dari pasangan Soeharto dan Siti Hartinah. Sejak kecil, Titiek hidup dalam kecukupan karena ayahnya adalah seorang tentara.
Saat lahir, ayahnya masih berpangkat kolonel. Namun, dalam waktu kurang dari 10 tahun, pangkat dan jabatannya terus meningkat. Semua orang mengetahui bahwa pada tahun 1966, ayahnya sudah menjadi Jenderal Bintang Empat sekaligus Presiden Republik Indonesia ke-2.
Menjadi anak jenderal dan presiden membuat hidup Titiek sudah lebih dari cukup. Soal pendidikan, dia tercatat pernah sekolah di setiap jenjang pendidikan, termasuk sebagai mahasiswi di Fakultas Ekonomi UI. Saat di UI, dia diketahui berteman dengan Agus Martowardojo, yang di masa depan menjadi Gubernur Bank Indonesia periode 2013-2018.
Menariknya, masa-masa kuliah Titiek terekam oleh dosen yang kelak jadi mertuanya, Soemitro Djojohadikusumo. Lewat biografi Jejak Perlawanan Begawan Pejuang (2000), Soemitro bercerita bahwa Titiek lebih suka duduk di belakang kelas. Selain itu, dia juga pernah mengulang mata kuliah yang diampu Soemitro.
Ketika Titiek diperkenalkan pertama kali sebagai pacar oleh Prabowo, Soemitro lantas mengatakan, “She looks familiar.” Dari pertemuan tersebut, keduanya lantas menjalin hubungan lebih lanjut. Prabowo yang berusia 32 tahun dan Titiek yang berusia 24 tahun, menikah pada 1983.
Setelah pernikahan itu, Titiek praktis menjadi istri dan ibu rumah tangga. Dia sempat melupakan kuliahnya di UI karena sibuk dengan kegiatan istri tentara. Kesibukan ini semakin menjadi-jadi usai dia dikaruniai anak pada 1984. Meski bertambah sibuk, Titiek tetap sebisa mungkin lulus kuliah.
Usai memenuhi syarat kelulusan, seperti urusan nilai dan skripsi, Titiek Soeharto akhirnya meraih gelar sarjana pada 1985. Sebagaimana dipaparkan Siti Hartinah Soeharto (1992), dia jadi sarjana pertama di keluarga Soeharto karena saudara-saudaranya selalu gagal lulus kuliah.
Menurut Joe Studwell dalam Asian Godfathers: Menguak Tabir Perselingkuhan Pengusaha dan Penguasa (2009), Titiek sempat berbisnis semen dengan adik ipar, Hashim, pada tahun 1988. Dia juga memiliki saham di bisnis milik kakaknya, Tutut. Tak hanya itu, Titiek juga aktif di kegiatan filantropis sebagai pengurus beberapa yayasan milik keluarga.
Semuanya berjalan lancar, sebelum peristiwa 1998. Pada tahun tersebut, kehidupan Titiek mulai berubah. Ayahnya sudah tak lagi menjadi presiden. Begitu pula dengan hubungannya dengan suaminya yang juga berakhir.
Setelahnya, selain fokus berbisnis, Titiek juga mulai berkecimpung di dunia politik. Di masa reformasi, dia tercatat pernah menjadi bagian kepengurusan Partai Golkar sekitar tahun 2004. Kemudian dia juga sempat mendirikan partai politik baru bersama saudara-saudaranya bernama Partai Berkarya pada 2018-2019. Saat ini, dia aktif menjadi pengurus Partai Gerindra dan mencalonkan diri.