Saat bulan puasa ini, salah satu campuran takjil yang kerap disajikan adalah kolang-kaling. Biji-bijian tersebut disebut-sebut berkhasiat mengatasi nyeri dan peradangan di lutut.
Benarkah kolang-kaling memiliki khasiat tersebut? Praktisi kesehatan sendi pun buka suara terkait hal ini.
Mengutip detikhealth, Prof Dr dr Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT (K) menyiratkan klaim tersebut ada benarnya meski memang tidak sepenuhnya tepat. Ia mengibaratkan sifat makanan secara umum sebagai ‘gaji’ dan ‘belanja’, berdasarkan sifatnya terhadap kesehatan sendi. Termasuk gaji jika memberikan manfaat sehat, dan belanja jika tidak ada sumbangsihnya bagi kesehatan.
“Nah, si kolagen ini, kolang kaling ini, termasuk kolagen, mengandung kolagen. Dia termasuk golongan ‘gaji’,” jelasnya dalam media gathering di Siloam Hospital Mampang, dikutip dari detikhealth Sabtu (16/3/2024).
“Jadi ada sumbangsihnya dong dia? Bener ada sumbangsihnya. Tapi bukan berarti hanya dia satu-satunya. Dia makanya sebagai support.”
Prof Ismail menyebut, si luar asupan makanan, terdapat faktor lain yang menentukan risiko nyeri sendi. Antara lain berat badan, aktivitas fisik, kebiasaan berjemur untuk membentuk vitamin D, dan bahkan stres.
Menurutnya, kolang-kaling yang memiliki kandungan kolagen bisa dibilang memang punya manfaat bagi persendian.
“Tetapi kalau misalkan kolang kaling dalam bentuk sachet ya, atau dalam bentuk obat karena sudah diekstrak. Itu misalkan dari kolang kaling perlu berapa kuintal kolang-kaling untuk mendapatkan ekstrak dalam 1 sachet begitu,” kata Prof Ismail.
Ia memandang kolang-kaling dalam bentuk campuran takjil justru perlu dicermati lebih lanjut efeknya bagi kesehatan. Sebab, kerap kali kolang-kaling banyak dicampur bahan yang kurang sehat seperti susu kental manis.
Selain itu, faktor lain seperti berat badan, aktivitas fisik, kebiasaan berjemur, dan stres juga dapat mempengaruhi risiko nyeri sendi. Kolang-kaling, sebagai makanan yang mengandung kolagen, bisa memberikan manfaat bagi persendian, namun perlu diperhatikan cara konsumsinya.