Beberapa pekerja muda atau generasi milenial tidak tertarik lagi dengan promosi jabatan belakangan ini. Mereka lebih memprioritaskan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Hal ini juga terjadi di Jepang, di mana survei tahun 2023 menunjukkan bahwa 77% pekerja kantoran tidak menginginkan jabatan manajerial. Mereka lebih memilih tunjangan dan kualitas hidup daripada reputasi perusahaan atau kemajuan karier.
Yoko Tamura, seorang penerjemah dan editor di Tokyo, mengatakan bahwa di Jepang, tanggung jawab pekerjaan yang lebih tinggi tidak selalu diiringi dengan kenaikan gaji. Banyak karyawan menolak promosi besar karena mereka lebih bahagia dengan waktu luang dan keluarga daripada gaji yang lebih banyak. Sistem manajemen di Jepang didasarkan pada senioritas, di mana karyawan baru menjadi manajer pada usia 40-an, tanpa memperhatikan seberapa keras mereka bekerja.
Tamura juga membagikan pengalamannya ketika menolak promosi karena gajinya tidak setara dengan manajer lainnya. Dia merasa lebih baik tetap pada posisinya daripada meningkatkan jabatan dengan imbalan upah yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan perubahan nilai dan prioritas para pekerja muda di Jepang, yang kini lebih memilih keseimbangan hidup daripada kemajuan karier yang cepat.