Perayaan Ekaristi atau Rabu Abu jatuh pada, Rabu (14/2). Tidak sedikit umat Katolik yang kebingungan dengan pilihan warna liturgi yang akan dikenakan untuk menghadiri Misa Rabu Abu 2024. Warna liturgi ini bermakna untuk mengungkapkan secara lahiriah ciri khas iman yang dirayakan. Selain itu, warna-warna ini juga dimaksudkan untuk menunjukkan tahap-tahap perkembangan dalam kehidupan Kristen. Lantas warna liturgi apa saja yang bisa dipilih?
Mengutip CNN Indonesia, sebenarnya tak ada aturan baku tentang warna baju saat Rabu Abu. Hanya saja melihat momen dan makna perayaannya dalam Kristiani yaitu pertobatan, maka banyak juga orang yang memakai busana dengan warna gelap seperti hitam, atau lainnya.
Elemen warna dalam liturgi menjadi simbol atau tanda peristiwa gerejawi. Umumnya ada tiga warna liturgi yang biasa dipakai yakni, putih, hijau dan ungu. Ungu merupakan warna liturgi selama masa Prapaskah. Dalam liturgi, warna ungu dipakai selama masa mawas diri, masa yang memerlukan ketenangan. Dikutip dari laman The Katolik, warna ungu yang dikenakan satu minggu jelang Paskah berhubungan erat dengan sengsara dan wafat Yesus. Dikisahkan para prajurit memakaikan Yesus jubah ungu dan mahkota dari anyaman duri. Ungu dikaitkan dengan Prapaskah, periode keagamaan puasa, penebusan dosa, sedekah, dan doa yang dimulai pada Rabu Abu dan berlangsung selama 40 hari menjelang Paskah, perayaan kebangkitan Kristus.
Mengutip Southern Living, simbolisme warna ungu dalam konteks ini berkaitan dengan penyesalan, zikir, royalti, dan kekayaan spiritual. Warna ungu juga dikaitkan dengan Yesus menjelang penyalibannya dalam Yohanes 19:2. Di sini, Yesus diejek sebagai Raja orang Yahudi yang berjubah ungu. Ungu adalah warna pilihan bangsawan selama Kekaisaran Romawi karena merupakan warna yang paling memakan banyak tenaga dan mahal untuk dibuat. Perjanjian Lama juga meninggikan warna ungu, karena di dalamnya diceritakan bahwa Kemah Suci yang menampung Tabut Perjanjian terbuat dari tirai “linen halus dan benang biru, ungu, dan merah tua”. Terlebih lagi, ketika Raja Salomo membangun Bait Suci di Yerusalem, ia membuat tirai bait suci dari kain dengan warna yang sama.
Mengutip Christianity, warna ungu merupakan pengingat visual yang suram akan warna yang dikenakan oleh Raja sejati sebelum pengorbanan-Nya yang terbesar bagi kita.
Dalam Pedoman Umum Misale Romanum 335 disebutkan bahwa umat tidak wajib menyesuaikan warna baju Rabu Abu dan selama ibadah dengan warna liturgi gereja.