Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) melaporkan adanya peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Solo, Jawa Tengah. Kemenkes RI menyebutkan, Solo mengalami kenaikan signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa pihaknya menemukan adanya peningkatan kasus DBD di Solo yang cukup signifikan, yakni dari enam kasus pada 2023 menjadi 22 kasus pada satu pekan Maret 2024. Hal ini ditemukan berdasarkan hasil surveilans dan monitoring Kemenkes RI setiap pekan.
“Kita melakukan surveilans untuk kasus dan kematian DBD di seluruh kabupaten/kota. Kita lakukan monitoring per minggu,” ujar dr. Nadia kepada CNBC Indonesia, Senin (18/3/2024).
“Ada peningkatan kasus di Solo dibandingkan 2023. Tadinya hanya enam kasus, saat ini sudah 22 kasus dalam satu minggu ini, tetapi ini memang ada tren peningkatan kasus di seluruh provinsi Jawa Tengah secara umum,” jelasnya.
Penyebab kasus DBD naik tinggi
Menurut dr. Nadia, salah satu penyebab utama peningkatan kasus DBD di Solo dan Jawa Tengah adalah curah hujan yang tinggi serta musim hujan sepanjang Januari hingga Maret 2023 ini. Ia mengatakan, musim hujan dapat memicu perkembangbiakan nyamuk, terutama Aedes aegypti.
“Juga dipengaruhi El Nino yang mempengaruhi siklus kehidupan nyamuk sehingga telur cepat menetas dan perkembang reproduksi nyamuk siklusnya menjadi lebih cepat,” kata dr. Nadia
Selain itu, dr. Nadia mengungkapkan bahwa kasus DBD juga dipicu oleh tidak adanya tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3M plus dari masyarakat, yakni menguras penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.
Adapun, “plus” yang dimaksud dalam 3M plus adalah sebagai berikut.
Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk
Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air
Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
Menggunakan obat anti nyamuk
Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah
Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama
Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup
Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras
Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar
Berkaitan dengan meningkatnya kasus DBD di Solo dan Jawa Tengah, dr. Nadia mengimbau masyarakat, terutama orang tua yang memiliki anak untuk memastikan keluarga terlindungi dari ancaman nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD, yakni dengan menggunakan lotion anti nyamuk.
“Pastikan kita lakukan pemberantasan sarang nyamuk dan 3M. Pastikan tidak ada tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk,” tegas dr. Nadia.
“Nyamuk Aedes aegypti meningkat pada pagi pukul 09.00 sampai 11.00 dan sore pukul 15.00 sampai 18.00. Jadi, pastikan anak kita terlindungi dengan misalnya menggunakan lotion anti nyamuk,” imbuhnya.
Selain itu, dr. Nadia juga mengimbau masyarakat untuk segera mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat jika muncul gejala demam dalam tiga hari atau kulit terasa dingin pada hari keempat dan kelima.
“Kalau ada gejala demam tinggi yang tidak turun dalam tiga hari atau pada hari keempat atau kelima terasa dingin kulit bila diraba harus hati-hati. Ini tanda syok. Segera bawa ke rumah sakit,” imbau dr. Nadia.
“Selain itu periksa apakah ada bintik-bintik merah di kulit,” lanjutnya.
Artikel Selanjutnya
60 Ribu Telur Nyamuk Wolbachia Disebar di Bandung, Buat Apa?
(rns/rns)