More

    Ungkapan Sugeng enjing nggihing lan kulo sampun mohon maaf lahir batin ing dina Idulfitri

    Surabaya (beritajatim.com) – Hari Raya Idulfitri tidak hanya sebagai momen kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh, tetapi juga saat yang tepat untuk merayakan kebersamaan keluarga.

    Dalam kegembiraan ini, tradisi sungkeman kepada orang tua atau anggota keluarga yang lebih tua tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan. Di masyarakat Jawa, ungkapan-ungkapan dalam sungkeman memiliki makna yang sangat dalam. Bukan hanya meminta maaf, tetapi juga sebagai ungkapan rasa hormat, kasih sayang, dan harapan untuk keberkahan di hari kemenangan ini.

    Menurut data dari Beritajatim, salah satu kalimat sederhana dan sering digunakan dalam sungkeman di masyarakat Jawa adalah: “Ngaturaken sedoyo lepat kulo, pinten pinten kelepatan kulo njenengan sepunten.” Artinya, “Saya menghaturkan segala kesalahan saya, berapapun kesalahan saya mohon dimaafkan.”

    Kalimat ini bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi juga ungkapan dari hati yang penuh keikhlasan dan penghargaan. Dalam tradisi sungkeman ini, setiap kata memiliki makna yang mendalam dan menjadi wujud hubungan yang erat antara anggota keluarga.

    Dengan demikian, tradisi sungkeman di Hari Raya Idulfitri di masyarakat Jawa bukan hanya permintaan maaf, tetapi juga cara untuk menyatukan hati dalam kasih sayang dan kebersamaan. Semoga tradisi ini tetap terjaga dan dilestarikan, menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan identitas masyarakat Jawa. [beq]

    Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks

    Source link