More

    Membangun Sumur Air Tawar di Pinggir Pantai

    Pada masa Kerajaan Majapahit, wilayah Tuban di tepi Laut Jawa menjadi pusat kegiatan perdagangan yang ramai. Para pelayar dari mancanegara sering singgah di sana dan inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian kecil Wali Songo generasi awal untuk menyebarkan ajaran Islam, seperti Syekh Ibrahim Asmoroqondi dan Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang).

    Sunan Bonang merupakan salah satu Wali Songo yang terkenal dengan keilmuannya yang tinggi dan karomahnya yang luar biasa. Salah satu karomahnya adalah tongkat kayu berlapis emas yang dia miliki, yang hampir dirampok oleh Brandal Lokajaya, putra Adipati Tuban, saat dalam perjalanan di hutan.

    Namun, saat Brandal Lokajaya mengancamnya untuk menyerahkan tongkat emas tersebut, Sunan Bonang dengan tenang mengangkat tongkatnya dan merubah buah aren di sekitarnya menjadi emas. Melihat keajaiban ini, Brandal Lokajaya memutuskan untuk memeluk Islam dan menjadi murid Sunan Bonang.

    Selain karomah dengan tongkat emasnya, Sunan Bonang juga memiliki karomah lain yang terkenal, yaitu menciptakan sumur air tawar di tepi laut dengan tongkatnya. Kisah ini terjadi saat seorang pandita sakti yang ingin menantang Sunan Bonang terdampar di Tuban karena kapalnya karam dan buku-bukunya hanyut.

    Dengan tongkatnya, Sunan Bonang mengeluarkan buku-buku sang pandita yang hanyut beserta air tawar yang cukup deras. Hal ini membuat sumur air tawar yang dikenal sebagai Sumur Srumbung di Tuban.

    Kisah ini mencerminkan kebesaran Allah yang diperlihatkan melalui karomah-karomah para Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Karomah Sunan Bonang tidak hanya mengagumkan bagi mereka yang hidup saat itu, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan keajaiban bagi generasi yang akan datang.

    Source link