Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah taman kanak-kanak (TK) dan tempat bermain dalam ruangan di Singapura tengah bersiaga atas meningkatnya jumlah kasus penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD) di Negeri Singa.
Melansir dari Channel News Asia, para petugas salah satu tempat bermain dalam ruangan, Yooland semakin rutin melakukan disinfektan ruangan, membersihkan ruangan, dan melakukan pemeriksaan suhu kepada anak-anak sejak dua pekan lalu.
Sejak Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan kenaikan kasus HFMD, para staf tempat bermain yang sering menerima 200 pengunjung perharinya itu meningkatkan frekuensi pembersihan lantai dan menutup area tertentu untuk pembersihan yang “lebih mendalam”.
“Kami juga mengadakan pelatihan rutin bagi staf untuk memberi tahu mereka tentang HFMD, seperti apa gejalanya sehingga mereka dapat mengidentifikasi anak-anak yang mungkin terinfeksi HFMD dengan sangat mudah,” kata manajer umum Yooland, Bryan Bai, dikutip Selasa (11/6/2024).
“Kami juga memantau seluruh taman bermain dengan sangat cermat. Manajemen melakukan pemeriksaan rutin untuk menjaga kebersihan seluruh taman bermain,” sambungnya.
Penyebab meningkatnya kasus penyakit tangan, kaki, dan mulut
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengungkapkan bahwa pada 19-25 Mei 2024, jumlah kasus HFMD mencapai titik tertinggi pada tahun ini. Jumlah tersebut dilaporkan naik dari 29 kasus dalam periode yang sama pada tahun lalu.
Menurut para ahli, salah satu penyebab kenaikan kasus HFMD pada beberapa waktu belakangan ini adalah cuaca panas dan hujan. Sebagai informasi, HFMD merupakan penyakit anak yang umumnya ringan dan dapat disembuhkan dengan sendirinya.
Virus ini dilaporkan mampu menjangkit semua usia. Namun, anak-anak, terutama usia di bawah lima tahun disebut lebih rentan terjangkit penyakit yang menyebar melalui droplet ini.
Menurut MOH, HFMD dapat menyebar melalui kontak air liur, cairan hidung, cairan ruam, atau bahkan kotoran orang yang terinfeksi. Selain itu, penyakit ini juga dapat menyebar melalui permukaan atau benda yang memiliki partikel tersebut.
Tidak hanya Yooland, yayasan TK EtonHouse juga turut berwaspada atas kemunculan kasus HFMD di Singapura. Selain melakukan sanitasi harian dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin terhadap 9.000 muridnya, EtonHouse juga mengajarkan stafnya untuk memahami tindakan jika ada kasus HFMD.
“Ketika HFMD dilaporkan ke sekolah, hal pertama yang kami lakukan adalah kami memberi tahu seluruh orang tua di sekolah tentang kasus tersebut di kelas dalam waktu 24 jam,” kata CEO grup dari EtonHouse International Education Group, Ng Yi-Xian.
“Kemudian, kelas “dipisahkan” dari seluruh sekolah dan seluruh mainan di sekolah dicuci dengan cermat,”sambungnya.
Lebih lanjut, Ng mengatakan bahwa anak-anak yang terkena dampak HFMD hanya diizinkan untuk kembali bersekolah jika sudah mendapatkan surat keterangan sehat dan bebas virus dari dokter.
Semetara itu, dokter keluarga di Healthway Medical Group, Dr. Abdul Muhaimin Abdul Rahman mengatakan bahwa ia telah melihat peningkatan kasus HFMD sebesar 10 persen selama sebulan terakhir. Ia menggambarkan bahwa tren tersebut “tidak terlalu besar, tetapi terlihat nyata”.
Seiring dengan pernyataan para ahli. Dr. Muhaimin juga menyebut bahwa penyebab meningkatnya kasus HFMD di Singapura adalah suhu yang lebih hangat dan cuaca hujan di Singapura. Menurutnya, HFMD memang rentan meningkat jika ada perubahan suhu dan tingkat kelembapan.
Lebih lanjut Dr. Muhaimin menyebutkan bahwa gejala HFMD pada setiap individu berbeda-beda. Namun, gejala umumnya adalah demam, sakit tenggorokan, ruam, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, dan bisul di tenggorokan, mulut, dan lidah.
Umumnya, penyakit HFMD tergolong ringan dan akan hilang dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, Dr. Muhaimin tetap meminta orang tua untuk berwaspada jika anak mengalami komplikasi.
“Jika tidak segera ditangani, penyakit ini bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius,” tegas Dr. Muhaimin.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Daftar 21 Penyakit Terbaru yang Tak Ditanggung BPJS Kesehatan
(rns/rns)