Jakarta, CNBC Indonesia – Sebagai manusia, wajar jika orang tua melakukan kesalahan. Namun, kesalahan berupa cara berbicara dan berperilaku yang terlalu sering ternyata dapat berpengaruh terhadap kepercayaan diri dan kekuatan mental anak.
Melansir dari CNBC Make It, para ahli mengatakan bahwa kepercayaan diri dan kekuatan mental adalah dua aspek yang bisa mengantarkan anak menuju jalan kesuksesan. Maka dari itu, orang tua harus berupaya untuk mengurangi beberapa kesalahan agar tak berdampak buruk pada anak.
Menurut psikolog dan pakar parenting, ada lima hal yang harus dilakukan orang tua jika ingin membesarkan anak-anak yang sukses. Apa saja? Berikut ulasannya.
Jangan Memanjakan Anak
Memanjakan anak adalah salah satu kesalahan besar bagi orang tua. Sebab, hal itu tidak mengembangkan sifat tangguh dan tekun bagi anak-anak. Jika tidak tangguh dan tekun, anak akan cenderung rapuh saat menghadapi tantangan pada usia dewasa.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tangguh biasanya memiliki kepercayaan diri untuk bangkit kembali dari kegagalan dan terus mengambil risiko yang diperlukan dan diperhitungkan.
Dalam melatih anak, Anda tidak perlu memperlakukan anak dengan kasar. Menurut pakar parenting, Esther Wojcicki, orang tua harus menerapkan ekspektasi yang masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Wojcicki, orang tua dapat membantu anak belajar otonomi dan motivasi dir dengan mengenalkan tanggung jawab atas aktivitas sehari-hari, seperti mengerjakan pekerjaan rumah atau memilih aktivitas sepulang sekolah.
“Anak akan semakin kuat jika Anda memercayakan mereka untuk melakukan segala sesuatu sendirian,” kata Wojcicki, dikutip Minggu (23/6/2024).
Jangan Menghukum Kegagalan Anak
Alih-alih menghukum jika gagal, orang tua wajib mengajari anak cara pulih dari kegagalan dengan cara yang “sehat”. Menurut psikoterapis, Amy Morin menghukum anak atas kesalahan mereka dapat menimbulkan kesan bahwa “kegagalan adalah hal yang memalukan” bagi anak.
Maka dari itu, orang tua wajib membantu anak untuk mengetahui apa yang harus mereka pelajari dari setiap kesalahan. Dengan demikian, anak dapat membangun kepercayaan diri yang diperlukan untuk sukses pada masa depan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan orang tua adalah berbagi cerita tentang kegagalan pribadi dan cara mengatasinya atau menceritakan kisah orang sukses yang mengatasi kegagalan.
“Anak-anak yang berprestasi memusatkan perhatian mereka pada kesalahan dan bagaimana cara memperbaikinya. Mereka memiliki pola pikir berkembang yang membantu mengubah kegagalan menjadi pengalaman belajar yang positif,” kata Morin.
Hindari Sifat Pesimistis
Psikolog pendidikan dan pakar parenting, Michele Borba mengatakan bahwa orang tua harus selalu optimistis demi memberikan dampak positif bagi anak-anak. Menurut Borba, anak yang optimis cenderung melihat hambatan sebagai kegagalan sementara yang bisa diatasi.
Penelitian menunjukkan bahwa sikap negatif yang berlebihan dapat menyebabkan anak-anak dan orang dewasa lebih mudah menyerah ketika menghadapi keadaan sulit.
Jangan Kesal Ketika Anak Banyak Bertanya
Para ahli mengatakan bahwa orang tua harus berusaha untuk tidak meminta anak berhenti bertanya tentang apapun yang ia lihat. Diketahui, anak-anak memang sering menanyakan apapun kepada orang tuanya, seperti “Apa itu?” “Ayah dan ibu sedang melakukan apa?” “Kenapa?” karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak belajar lebih banyak dan mengingat apa yang mereka pelajari ketika mereka secara aktif merasa ingin tahu.
“Orang tua dari orang-orang berprestasi selalu menjadikan pembelajaran hal-hal baru bagi anak sebagai prioritas. Menjawab pertanyaan adalah salah satu hal yang dianggap serius karena mereka mengajari anak-anak mereka untuk menerima rasa ingin tahu, ” tulis penulis dan peneliti, Dr. Kumar Mehta.
Jangan Bereaksi Berlebihan
Sebagai orang tua, wajar merasa khawatir jika mengetahui anak mengalami suatu hal. Namun, hal buruk yang terjadi pada anak bukanlah “akhir dari dunia” anak.
Psikolog perkembangan, Aliza Pressman mengatakan bahwa orang tua tidak perlu cemas berlebihan terhadap anak. Sebab, anak-anak memperhatikan dan meniru suasana hati serta perilaku orang tua.
“Secara umum, tidak ada “hal darurat” dalam keseharian anak,” kata Pressman.
Menurut para psikolog, kecemasan berlebih dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental anak-anak dan berpotensi menyebabkan depresi. Akibatnya, motivasi anak untuk sukses dan percaya diri untuk mengambil risiko jadi menurun.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Rahasia agar Anak Sukses Menurut Para Ahli, Lakukan 5 Hal Ini
(luc/luc)