More

    Ini Sebab Film Horor Masih Populer dan Nangkring Posisi Atas Favorit Penonton

    Surabaya (beritajatim.com)– Film horor akhir akhir ini masih saja menjadi tren. Terbukti film horor masih menempati urutan favorit penonton dan rating selalu di atas.

    Hal ini membuat banyak semakin banyk sutradara berlomba lomba membuat film horor untuk menggaet jutaan penonton. Mengapa dunia perfilman saat ini kondisinya demikian?

    Harus diakui booming dan tren film horor kembali merebak di bioskop Indonesia lantaran kesuksesan dari film horor berjudul KKN di Desa Penari beberapa Waktu lalu. Film yang diambil dari kisah nyata sukses menyedot animo penonton hingga pada Waktu itu penonton bioskop mencapai jutaan penonton dan menjadi film dengan jumlah penonton tertinggi.

    “Selain KKN Desa Penari ada yang terbaru “Vina: Sebelum 7 Hari” juga menempati posisi tinggi untuk jumlah penonton terbanyak. Tingginya antusiasme masyarakat Indonesia terhadap film produksi tanah air juga dipengaruhi oleh masifnya promosi lewat media social,” jelas
    Dosen Ilmu Komunikasi FISIP UNAIR yang juga pengamat komunikasi, Igak Satrya Wibawa S.sos MCA PhD melansir portal resmi Unair Jumat (5/7/2024).

    “Film-film yang bergenre horor maupun kriminal sebenarnya terbantu oleh aspek lain di luar narasi. Misalnya, pemasaran. Sebagai contoh, film ‘KKN Desa Penari’ yang ceritanya sudah viral dulu di media sosial. Begitu pula dengan Vina: Sebelum 7 Hari kisah nyata ini juga sudah viral dahulu di medsos. Bisa dibilang promosi yang masif juga memberikan efek positif, bahkan sebelum film itu dirilis,” katanya.

    Igak menegaskan film horor memiliki potensi yang lebih tinggi untuk diterima masyarakat Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi oleh jalan cerita yang relatif sederhana dan dorongan adrenalin. Menurutnya, masyarakat cenderung ingin mencari sensasi ‘kaget’ atau ‘takut’ yang dialami saat menonton film horor.

    “Jelas media sosial memiliki peran besar dalam mengubah perilaku masyarakat. Misalnya, antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap cerita horor di media sosial mendorong rumah produksi untuk menjadikannya film. Ke depannya, viral culture akan menjadi kontributor yang signifikan untuk memproduksi film di Indonesia,” bebernya. [aje]

    Source link