Hal tersebut diungkapkannya setelah mendengar pengakuan dari Mimi dan Andrew, selaku perwakilan dari penyandang disabilitas yang hadir dalam kegiatan tersebut.
“Kalian adalah bintang bersinar di langit Nusantara, anggota yang paling berharga dalam gereja ini, kalian adalah harta karun,” kata Paus Fransiskus dalam gelaran tersebut.
Ia menyatakan sepakat dengan ucapan Mimi, yang mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia dengan berbagai kemampuan uniknya untuk memperkaya keragaman dunia.
Ia juga memuji pengalaman Andrew yang didiagnosis menderita autisme ringan, namun dengan upayanya yang gigih, bisa berpartisipasi dalam kompetisi paralimpiade.
“Selamat padanya yang mampu berkompetisi dalam paralimpiade, tepuk tangan. Mari kita juga bertepuk tangan untuk diri kita sendiri karena kita juga dipanggil bersama, menjadi juara dalam olimpiade akbar kehidupan kita,” ujarnya.
Baca juga: Paus Fransiskus sampaikan dua pesan utama untuk masyarakat Indonesia
Menurut Paus Fransiskus, pengalaman-pengalaman hidup dengan keterbatasan yang dialami oleh para penyandang disabilitas bukanlah suatu halangan untuk melakukan hal terbaik dalam kehidupan ini, karena semua umat manusia memiliki kontribusi masing-masing bagi kehidupan di dunia.
Ia juga menyebutkan manusia saling membutuhkan satu sama lain, tanpa harus memandang fisik, ataupun kekurangan lain yang dimilikinya, sehingga manusia bisa mengerti arti kasih yang sesungguhnya dengan berbagai kelebihan dan kekurangan manusia.
“Tuhan tidak pernah lupa terhadap kita. Mari ingat itu untuk menjaga harapan kita agar tetap hidup dan berjuang tanpa kenal lelah, guna membuat hidup kita bisa menjadi anugerah bagi orang lain,” ujarnya.
Pada akhir kesempatan, Paus Fransiskus memberkati para hadirin, sekaligus mendoakan mereka, dan juga meminta doa untuk dirinya kepada para hadirin.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini sebagai lawatan Bapa Suci ketiga kalinya, setelah Paus Paulus VI pada 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada 1989.
Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik ke kawasan Asia-Pasifik selama 3-13 September 2024, untuk mengunjungi empat negara, yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Perjalanan selama 11 hari itu akan menjadi lawatan paling lama Bapa Suci berusia 87 tahun tersebut, sejak 11 tahun kepemimpinan atas Tahta Suci Vatikan.
Baca juga: Warga: Melihat Paus Fransiskus seperti melihat Tuhan Yesus
Baca juga: Paus Fransiskus tiba di kantor KWI disambut sorak sorai warga
Baca juga: Ibu dengan anak autisme harap dapat berkat dari Paus Fransiskus di KWI
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024