Liputan6.com, Tangerang – Gelaran 12 tahunan Gotong Toapekong, YMS Kwan Im Hud Cow, dari Perkumpulan Boen Tek Bio, Kota Tangerang, Banten dipenuhi puluhan ribu warga Cina Benteng dan juga masyarakat umum, Sabtu (21/9/2024). Mereka yang datang tidak hanya dari wilayah Tangerang, tapi juga luar kota, bahkan mancanegara.
Prosesi yang digelar dari Klenteng Boen Tek Bio hingga mengelilingi pusat Kota Tangerang itu sudah dipenuhi masyarakat sedari subuh. Mereka ingin melihat arak-arakan 3 dewa yang dibawa dengan tandu cantik, berhiasan bunga alami.
“Kami ingin ibadah, mengantarkan langsung dewa-dewa kami yang akan mengelilingi kota. Ini untuk dapat berkahnya,” ujar Stephanie, salah seorang warga yang sudah menunggu sejak pukul 5.30 WIB di depan Klenteng Boen Tek Bio.
Dewa-dewa yang diarak dalam Gotong Toapekong tersebut adalah Dewi Kwan In Hud Couw yang dipercaya sebagai Dewi Welas Asih. Lalu, Kwan Tek Kun atau Dewa Perang yang juga dikenal sebagai ksatria. Selanjutnya Dewa Kha Lam Ya atau Dewa Pintu, dan terakhir Hok Tek Ceng Sin yang dikenal juga dengan Dewa Bumi.
Untuk menentukan siapa petugas yang menggotong Toapekong, mereka juga harus mengadakan ritual terlebih dulu. Sebelum meninggalkan klenteng pun ada doa-doa keselamatan dan kelancaran yang juga diucapkan para jemaat.
Saat mengiringi Toapekong, banyak warga yang melafazkan doa-doa, hingga menangis. Mereka sangat serius mengiringi dan mengikuti arak-arakan para dewa yang selama ini disembah di dalam Klenteng.
“Kami percaya, dewa keluar, sekaligus memberi berkah bagi umat,” kata Agis, warga lain yang ternyata sudah menantikan arak-arakan 12 tahunan itu.
Bukan hanya sekedar menggotong para dewa, arak-arakan tersebut pun kental dengan budaya Indonesia. Hal ini terlihat dari berbagai budaya Indonesia, seperti adat dari Bali, pencak silat, Barongsai dan Liong, serta Reok Ponorogo yang turut mengiringi Gotong Toapekong.
Â