More

    Menguak Misteri Kolak Ayam Gresik Juru Raciknya Laki-Laki

    - Advertisement -
    - Advertisement -

    Setiap malam 23 Bulan Ramadan 1446H, Desa Gumeno di Gresik menjalankan tradisi kolak ayam (Sanggring) yang sudah ada sejak 500 tahun lalu. Tradisi ini merupakan warisan dari Sunan Dalem, anak Sunan Giri yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Di pagi hari, warga Desa Gumeno mulai mempersiapkan kolak ayam hingga berbuka puasa. Yang menarik, kolak ayam ini diracik, dimasak, dan disajikan oleh laki-laki, tidak seperti tradisi kuliner pada umumnya.

    Perayaan kolak ayam Sanggring tahun ini lebih meriah dengan undangan tamu dari luar daerah. Hal ini dilakukan untuk memperluas pengetahuan tentang tradisi ini secara nasional. Ketua Panitia Pelaksana, Didik Wahyudi, mengungkapkan bahwa mereka menyiapkan 5.000 porsi kolak ayam, di mana 3.500 porsi akan disediakan untuk tamu. Proses pembuatan mengikutsertakan 300 ekor ayam serta berbagai bumbu seperti gula merah, daun bawang, kelapa, dan jinten.

    Tradisi Sanggring juga melibatkan generasi muda agar kesenian ini tetap lestari. Sejumlah anak muda membantu dalam persiapan kolak ayam dan penyajiannya. Asal mula tradisi Sanggring berasal dari Kanjeng Sunan Dalem anak Sunan Giri yang sembuh dari sakit setelah disajikan kolak ayam sebagai obat mujarab. Filosofi dari Sanggring sendiri berarti obat untuk raja yang sakit dan pertama kali dikenalkan pada tahun 1540 Masehi.

    Para tamu yang hadir biasanya akan berkunjung ke rumah warga setempat setelah acara di Masjid Sunan Dalem dan disuguhi menu kolak ayam yang sama. Semakin banyak tamu yang hadir, semakin banyak pula sedekah yang diberikan. Semoga tradisi Sanggring ini tetap dilestarikan di tengah era digitalisasi untuk menjaga warisan budaya nenek moyang.

    Source link

    - Advertisement -