More

    Tips Menata Asa di Lorong Kumuh: Transformasi yang Menginspirasi

    Di tengah gemerlap gedung pencakar langit Jakarta, terselip lorong-lorong sempit yang menjadi saksi bisu perjuangan ribuan keluarga untuk mempertahankan hidup. Di sebuah sudut di Jakarta Selatan, gang-gang kecil berkelok di antara rumah-rumah berhimpitan dengan dinding penuh coretan, atap saling menindih, dan aroma tak sedap seakan dianggap normal. Sejumlah pakaian digantung seadanya di depan rumah, sementara anak-anak berlarian di jalanan yang hanya cukup untuk satu motor. Inilah wajah RW kumuh di Jakarta yang realitasnya tak bisa disembunyikan di balik kemajuan kota metropolitan. Di salah satu sudut Manggarai, seorang pria paruh baya bernama Ahmad sibuk memperbaiki atap rumahnya yang bocor karena biaya renovasi yang mahal.

    Kebakaran yang melanda RW 06 dan RW 12 Manggarai pada Agustus 2024 semakin memperumit kondisi pemukiman di Jakarta. Meski berbagai langkah telah dilakukan, perjalanan menghapus RW kumuh dari Jakarta masih panjang dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 mencatat masih ada 450 RW kumuh di Jakarta. Manggarai menjadi salah satu fokus utama di Jakarta Selatan dengan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan pola konsolidasi tanah vertikal (KTV) sebagai upaya penataan.

    Pada sisi lain, relokasi ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Green Jagakarsa di Jakarta Selatan menjadi solusi bagi warga yang kehilangan tempat tinggal atau berpenghasilan rendah. Rusunawa ini menawarkan fasilitas lengkap dan ramah lingkungan dengan harga sewa terjangkau, serta merupakan bagian dari program prioritas untuk menyediakan hunian layak bagi warga terdampak penggusuran di Jakarta. Meskipun relokasi bukan keputusan mudah bagi sebagian warga, langkah-langkah kecil ini menunjukkan bahwa Jakarta terus berjuang untuk menata dan menyusun ulang asa bagi mereka yang memilih menetap demi masa depan yang lebih baik.

    Source link