Industri kecerdasan buatan (AI) telah mengalami perkembangan pesat selama hampir tiga tahun terakhir. Tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga membuka peluang baru untuk menciptakan nilai tambah. Berbagai perusahaan membutuhkan teknologi AI untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia mereka. Dengan kebutuhan ini, investasi dalam penerapan teknologi AI dapat membawa manfaat yang signifikan. Forum Ekonomi Dunia memperkirakan bahwa pada tahun 2025, AI dapat menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan sementara menciptakan 97 juta peran baru.
Beberapa pekerjaan yang tumbuh pesat dalam bidang AI adalah Artificial Intelligence Engineer, Artificial Intelligence Consultant, Artificial Intelligence Researcher, Artificial Intelligence Trainer, dan Artificial Intelligence Product Manager. Peran-peran ini menawarkan peluang kerja jarak jauh dan beberapa di antaranya juga tercatat sebagai posisi pekerjaan yang mengalami pertumbuhan signifikan menurut laporan LinkedIn. Perusahaan besar seperti Meta, Netflix, dan Amazon telah merekrut banyak pekerja untuk mengembangkan dan melatih model AI, bahkan dengan gaji tinggi mencapai US$ 900.000 atau Rp 15 miliar.
Gelombang investasi dalam perekrutan di berbagai industri, termasuk ritel, keuangan, perawatan kesehatan, dan pendidikan, terpicu oleh ledakan AI. Banyak pekerjaan di bidang AI, seperti AI engineer, tidak hanya membutuhkan gelar sarjana tetapi juga keterampilan teknis tertentu seperti pengodean, pengembangan perangkat lunak, dan penulisan. Dengan perkembangan teknologi AI yang semakin pesat, terbuka peluang bagi individu dan organisasi yang berinvestasi dalam bidang ini untuk berkembang dan memanfaatkan potensi pasar yang luas.