Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan kekhawatiran terhadap rencana Israel untuk memperluas operasi militer dan pendudukan wilayah di Jalur Gaza. Menurutnya, langkah tersebut dapat meningkatkan jumlah warga sipil yang tewas dan memperburuk kehancuran di Gaza. Guterres menegaskan pentingnya menghentikan kekerasan dan menekankan bahwa Gaza harus tetap menjadi bagian integral negara Palestina di masa depan. Juru bicara Guterres, Farhan Haq, juga menyebutkan bahwa Guterres meminta gencatan senjata permanen segera dan pembebasan seluruh sandera. Pada hari yang sama, Kabinet Keamanan Israel menyetujui rencana memperluas serangan militer di Jalur Gaza dan wilayah pendudukan di dalamnya. Rencana ini bertujuan untuk mengalahkan Hamas dan membebaskan warga Israel yang masih disandera oleh kelompok perlawanan Palestina di Gaza. Menyusul serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, lebih dari 52.500 warga Palestina telah tewas, sebagian besarnya adalah perempuan dan anak-anak. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) juga telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang di Gaza. Israel juga dihadapkan pada gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang di wilayah tersebut. Ini merupakan peringatan serius atas eskalasi kekerasan dan dampak kemanusiaan di Gaza.