Keterlibatan narapidana koruptor dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Lapas Kelas I Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat mendapat apresiasi dari Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) sebagai bentuk kolaborasi lintas sektor yang dinilai positif dan inovatif. Menurut Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan Adita Irawati, program pemberdayaan narapidana ini tidak hanya memberikan manfaat jangka panjang, tetapi juga menghasilkan keterampilan yang dapat berguna setelah mereka selesai menjalani masa hukuman. Dapur MBG di Lapas Sukamiskin telah melayani lebih dari 3.550 penerima manfaat di berbagai sekolah dan posyandu.
Proses pengolahan makanan dalam dapur MBG dilakukan sesuai standar yang ketat mulai dari pemilihan bahan baku hingga distribusi kepada penerima manfaat. Dengan melibatkan ahli gizi sejak awal termasuk saat proses pembelanjaan di pasar, diharapkan insiden yang tidak diinginkan dapat diminimalkan. Pemerintah telah melakukan evaluasi dan perbaikan terkait sejumlah insiden yang terjadi, termasuk mempercepat proses distribusi makanan untuk mencegah risiko kontaminasi.
Adita juga mengajak masyarakat untuk ikut mengawal program MBG melalui kanal pelaporan yang telah disediakan pemerintah, sebagai bagian dari upaya mencapai Indonesia Emas 2045. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk memberikan masukan atau laporan kejadian di lapangan untuk perbaikan dan pengawasan yang lebih baik. Program MBG diharapkan dapat terus ditingkatkan serta dipantau dengan baik untuk memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
