Israel terus melakukan serangan militer yang intensif di Gaza, Palestina. Operasi Kereta Perang Gideon diluncurkan oleh militer Israel di Jalur Gaza Palestina pada Minggu lalu. Meskipun konflik bersenjata terus berlanjut, Israel tetap bertahan sebagai negara maju yang memiliki ekonomi yang kuat. Negara ini bahkan diakui sebagai salah satu negara paling inovatif di dunia, terutama karena kemajuan teknologinya yang pesat.
Menurut data Trading Economics, Produk Domestik Bruto (PDB) Israel mencapai US$522,03 miliar pada tahun 2022. Angka ini setara dengan sekitar Rp8.482 triliun jika dihitung dengan kurs Rp6.248 per dolar AS. Kontribusi PDB Israel mencerminkan sekitar 0,23% dari total perekonomian global.
Israel berhasil tetap maju meskipun terlibat dalam konflik berkepanjangan dengan Palestina dengan mengandalkan sektor teknologi sebagai pemain utama dalam perekonomiannya. Data NASDAQ menunjukkan bahwa sektor teknologi berkontribusi sebesar 18,1% terhadap PDB Israel pada tahun 2022, serta 48,3% dari total ekspor nasional.
Perkembangan ekonomi ini tidak terjadi secara instan, melainkan melalui berbagai upaya selama beberapa dekade. Israel memulai dengan membangun industri manufaktur yang kuat sejak tahun 1970-an, menjadikan negara ini sebagai lokasi menarik bagi profesional teknologi dari Silicon Valley, Amerika Serikat. Israel juga mendapat dukungan finansial dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Jerman, dan China, yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Kombinasi antara modal manusia yang terampil, dukungan finansial dari negara-negara mitra, dan kebijakan ekonomi yang mendukung inovasi teknologi menjadi kunci kesuksesan Israel dalam meraih kekayaan dan kejayaan di tengah sorotan global atas konflik berkepanjangan dengan Palestina. Meskipun terus dikritik atas tindakan militer, Israel tetap menjadi pemain utama dalam bidang ekonomi dan teknologi di tingkat global.