Generasi Z, terutama yang baru lulus dan mencari kerja, mengalami masa sulit pada tahun 2025. Kesulitan mendapatkan tawaran pekerjaan dan risiko pemecatan menjadi ancaman nyata bagi mereka. Ibrahim Susbach, seorang Gen Z berusia 24 tahun asal Bekasi, merasakan dampak langsung dari ini. Saat bekerja di perusahaan oil and gas service di kotanya, Ibrahim memegang dua peran sekaligus sebagai Corporate Communication dan Content. Namun, ketika ia meminta kejelasan mengenai perannya, yang terjadi justru sebaliknya.
Menyadari ketidakpastian dalam pekerjaannya, Ibrahim mencoba menyampaikan aspirasi dan meminta kejelasan mengenai peran dan dukungan tambahan agar kerjanya lebih optimal. Namun, respons yang diterima justru mengecewakan dan tidak sesuai harapan. Akhirnya, Ibrahim dipecat tanpa alasan yang jelas. Keadaan semakin rumit dengan beredarnya gosip di kantor mengenai dirinya, membuat situasinya semakin sulit.
Kejadian yang dialami Ibrahim hanyalah satu contoh dari tren PHK yang melanda Generasi Z belakangan ini. Laporan Intelligent 2024 bahkan mencatat bahwa enam dari 10 perusahaan melaporkan memecat lulusan baru yang direkrut pada tahun tersebut. Alasan utamanya termasuk kurangnya motivasi, kurangnya profesionalisme, dan keterampilan komunikasi yang buruk.
Meskipun mengalami masa sulit, Ibrahim memilih untuk bangkit dan memberikan pesan untuk rekan-rekannya agar berani bersuara namun juga siap dengan kemungkinan hasil yang tidak sesuai harapan. Dalam menghadapi tantangan di lingkungan kerja, belajar dan terus berkembang merupakan kunci, demikian pesan yang disampaikan Ibrahim.

