Home Resep Perajin Cincin Monel Mojokerto: Bertahan Sejak 1980-an

Perajin Cincin Monel Mojokerto: Bertahan Sejak 1980-an

0

Di Desa Pekuwon, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, para perajin cincin monel tetap aktif meskipun tren batu akik meredup. Sejak tahun 1980-an, desa ini telah menjadi sentra kerajinan monel terutama dalam pembuatan ring atau cincin batu akik secara handmade. Meskipun minat terhadap batu akik menurun, kolektor dan pecinta akik masih menggemari produk cincin dari monel yang diproduksi oleh sekitar 10 perajin aktif di desa tersebut.

Selain cincin, perajin juga membuat produk lain seperti liontin, gesper, gelang, dan vandel untuk hiasan meja. Keterampilan membuat kerajinan monel di desa ini berasal dari ajaran seorang keturunan Tionghoa yang menikah dengan warga Pekuwon pada tahun 1987. Ilmu tersebut kemudian diajarkan kepada empat adik iparnya dan menyebar ke warga lainnya, menjadikan mereka generasi ketiga yang menguasai keterampilan tersebut.

Untuk tetap eksis di tengah gempuran produk pabrikan dan penurunan tren batu akik, para perajin memanfaatkan media sosial seperti Facebook untuk memasarkan produk secara online. Melalui grup komunitas pecinta akik, produk dari Komunitas Monel Handmade Mojokerto berhasil menjangkau pembeli hingga ke pelosok Nusantara. Konsistensi dan kreativitas para perajin monel Pekuwon menunjukkan bahwa warisan keterampilan lokal tetap dapat bertahan di era digital. Mereka berharap mendapat dukungan dan perhatian dari pemerintah agar kerajinan tradisional ini terus hidup dan berkembang.

Source link

Exit mobile version