Home Gaya Hidup Fenomena Sarang Kosong Menyerang: Ancaman Cerai bagi Orang Tua

Fenomena Sarang Kosong Menyerang: Ancaman Cerai bagi Orang Tua

0

Fase empty nesting, yaitu perpisahan anak dari orang tua saat mereka meninggalkan rumah untuk melanjutkan pendidikan atau bekerja, kini telah menjadi topik yang melibatkan banyak orang. Berdasarkan data dan penelitian, fase ini terbukti bisa menimbulkan tantangan emosional dan psikologis yang signifikan bagi orang tua. Penulis buku The Empty Nest: How to Survive and Stay Close to Your Adult Child, Celia Dodd, menyoroti bahwa proses ini seringkali diiringi perasaan kehilangan dan krisis identitas yang mendalam meskipun saat yang sama orang tua tetap bangga dengan prestasi anak-anak mereka.

Ketika anak-anak pergi, orang tua sering merasakan kekosongan yang nyata. Bahkan, peneliti menemukan bahwa ayah pun mengalami dampak emosional dari fase empty nesting ini, yang diilustrasikan oleh kisah Gordon Ramsay yang merasakan kesedihan saat putranya pergi kuliah. Hal ini membuktikan bahwa perpisahan anak tidak hanya berdampak pada ibu, tetapi juga pada ayah yang mungkin merasa sulit untuk mengekspresikan perasaannya.

Setelah menghadapi perasaan kehilangan, tantangan selanjutnya adalah menemukan kembali makna dan tujuan hidup. Banyak orang tua yang merasa identitas mereka selama ini terikat pada peran sebagai orang tua, sehingga harus beradaptasi kembali menjadi individu dan pasangan. Michelle Obama sendiri mengakui menjalani terapi untuk bertransisi ke fase baru dalam hidup setelah anak-anaknya ‘diluncurkan’. Hal ini menunjukkan bahwa fase empty nesting membutuhkan kesiapan mental yang matang.

Meskipun banyak pasangan mengalami perubahan dalam komunikasi dan dapat menghadapi risiko perceraian, fase ini juga bisa menjadi peluang untuk menghidupkan kembali hubungan. Dengan perencanaan yang tepat, seperti ‘kencan malam’ dan mengeksplorasi hobi baru bersama, pasangan bisa mempererat ikatan dan membangun kesinambungan dalam hubungan mereka. Sebagai gantinya, empty nesting seharusnya dilihat sebagai awal dari babak baru, di mana orang tua memiliki kesempatan untuk mengejar impian dan hobi yang sempat tertunda.

Dengan begitu, fase empty nesting bukanlah hanya tentang kekosongan, melainkan juga tentang menemukan tujuan baru dalam hidup. Sebagaimana symbol krisis dalam bahasa China yang menggambarkan kesempatan dan bahaya, empty nesting adalah keadaan yang membawa keduanya. Ini merupakan saat di mana baik anak-anak maupun orang tua dapat mengeksplorasi kemandirian dan menemukan kembali diri mereka.

Source link

Exit mobile version